Mungkin ketika
seseorang melihat penampilannya yang seperti itu, kesan pertama yang akan
timbul adalah biasa-biasa saja, atau bahkan bisa jadi akan timbul pikiran
meremehkan yang berujar “bisa apa dia?” Dan itu wajar-wajar saja. Lah wong beliau
memang tinggi, (mohon maaf) kurus, ditambah gaya tatapan kosong yang
seolah-seolah memberikan tanda-tanda keluguan.
Tapi jangan
salah sangka! Di balik penampilan sederhananya itu, terdapat sebuah keluasan
pengetahuan yang luar biasa. Beliau, Muhammad Al-Fayyadl atau biasa disapa Gus Fayyadl merupakan penulis yang
sangat produktif. Tentu saja produktif dalam arti yang sesungguhnya. Dengan
tulisan-tulisannya, beliau banyak memberikan pemikiran-pemikiran baru,
tulisan-tulisannya selalu mencerahkan dalam menerangi kebuntuan lorong-lorong
pemikiran. Tulisan yang bukan kaleng-kaleng.
Muhammad
Al-Fayyadl, seorang ahli filsafat, “loh serius, ini!”. Yang saya tahu
beliau sudah menulis dua buku tentang filsafat. Buku pertama yang beliau
tulis adalah buku yang membahas tentang Filsafat Dekonstruksi (sebuah proyek
filsafat kontemporer) yang diberi judul Derrida yang merupakan salah satu tokoh
filsafat terkenal. Dekonstruksi, buku yang ditulis pada tahun 2004 itu berdasarkan
pengakuan beliau, ditulis hanya dalam waktu tiga bulan. Iya tiga bulan!, dan
isinya sangatlah berkualitas sodara!.
Dokumen pribadi |
Buku kedua yang
saya tahu, masih juga berkaitan dengan filsafat yaitu Filsafat Negasi. keren!
jenis makanan apa lagi ini. Jika ingin tahu lebih lanjut tentang
filsafat negasi, ya beli bukunya. Jangan dijadikan kebiasaan, kalau ingin tahu
sesuatu lantas bertanya pada mbah google.
Begini, beliau
itu memiliki akun facebook bernama Muhammad Al-Fayyadl, sesuai nama asli beliau.
Jika kita melihat postingan-postingan beliau, maka akan banyak ditemukan
postingan-postingan yang isinya menyuarakan dan membela kaum-kaum lemah yang
tertindas oleh sistem kapitalisme dan nafsu “rezim” dalam pembangunan. Beliau
aktif dalam menyuarakan ketidakadilan serta aktif mengkritik tindakan-tindakan
penguasa dzalim yang tak berpihak pada kaum lemah yang kesejahteraannya
dirampas.
Gus Fayyadl
adalah sosok kompeten dan berani membongkar
akar persoalan dengan melakukan penyelidikan terhadap kondisi konkrit yang
sedang terjadi di tengah masyarakat. Misal, penggusuran, perampasan tanah,
pelanggaran HAM, orang-orang yang tidak diupah pekerjaannya.
Kebangkitan tendensi global populisme kanan itu sudah bangkit
hari ini. Dan mengapa “pejuang kebenaran” sebut saja begitu biar terlihat keren,
diam pada persoalan perampasan tanah. Disitulah sosok Gus Fayyadl turun tangan
dan ikut andil dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan yang sebagian orang
terus diam.
Unik,
pendekatan yang digunakan oleh Gus Fayyadl dalam tulisannya seringkali mengejutkan
dan butuh pemikiran yang sehat, keras dan lugas. Beliau menggunakan pendekatan
berdasarkan fiqh sosial, politik, dan tentu berdasarkan konstitusional, dalam
rangka menyuarakan kebenaran dan menegakkan keadilan. Beliau benar-benar tokoh
pembela kaum lemah dan kaum terpinggir yang ikhlas tidak pernah berharap apapun
dari masyarakat yang dibelanya. Tentu saja, sebagai ahli filsafat harus pro
kemanusiaan.
Akhir kata,
sebagai penutup, orang seperti Gus Fayyadl ini jangan dibiarkan berjuang
sendiri, mari kita viralkan pemikiran-pemikiran beliau yang progresif. Jangan
sampai kalah dengan isu-isu murahan yang sama sekali tidak mengedukasi
masyarakat seperti kasus Ratna Sumpret, eh, Sarumpaet maksudnya.
Wallahu a'lam
Sumber Foto: Foto saya dengan Gus Fayyadl ketika mengikuti acara pertemuan akhir Kelas Filsafat Dasar 2018 di Universitas Negeri Malang