Oleh: Santri Kiri
Belakangan banyak sekali kita perhatikan
orang-orang yang tidak memiliki kriteria sebagai ulama dijadikan sebagai ulama.
Akhirnya ummat mengalami dampak yang sangat berpengaruh bagi kehidupan mereka.
Disamping mereka mengalami perpecahan, mereka yang bersifat apatis sejak
dahulunya akan mengalami krisis ketidak percayaan pada ulama’.
Belum lagi kasus meng-ulamakan orang yang
tidak memiliki kriteria sebagai ulama sama seperti beberapa bulan yang lalu.
Mungkin permasalahan sudah selesai, tapi yang patut kita perhatikan betapa
semakin banyaknya orang-orang yang diulamakan, atau bahkan mengulamakan dirinya
sendiri.
Dalam sebuah pengajian, penulis
mendapatkan sebuah penjelasan sederhana yang berhasil ditulis. penjelasan ini terkait
dengan kriteria ulama itu sendiri. Kriteria ini merupakan sebuah riwayat dari
Almarhum KH. Hasyim Muzadi yang konon katanya beliau, KH. Hasyim Muzadi,
mendapatkan dari KH. Ahmad Siddiq Jember.
Menurut beliau ulama harus memiliki tiga
kriteria yaitu:
Pertama,
orang yang mengamalkan ilmunya. Kriteria
ini sangat penting, khususnya bagi ummat islam sendiri. Karena sosok ulama yang
akan menjadi panutan bagi ummat haruslah menjadi pelopor pertama atas adanya keteladanan.
Jangan sampai, perintah-perintah ibadah, hanya disampaikan lewat micrphone
musholla dan tidak dilakukan oleh si ulama itu sendiri, dan jangan sampai pula
orang lain diperintah untuk menjahui larangan tuhan, diam-diam si ulama
melakukannya. Karena bagaimanapun juga, tindakan nyata lebih baik dari hanya
sekedar wacana.
Kedua,
memahami apa yang sedang terjadi. Banyak
dan sering kita temui orang-orang berbicara semua hal namun tidak tahu apa yang
sedang terjadi. Orang-orang banyak memberikan komentar, baik komentar pro atau
kontra. Dan bukan rahasia apa yang kita rasakan akibat dari fenomena ini.
Lantas bagaiman jadinya jika yang berbicara itu adalah sosok ulama? silahkan Anda
bayangkan.
Ketiga,
melihat kondisi ummat dizamanya. Melihat yang dimaksud disini bukan hanya melihat
dengan mata saja. Ulama dituntut untuk melihat kondisi ummat dengan mata kecerdasan
yang dia miliki dan kebersihan hati. Kriteria inilah yang jarang dimiliki oleh
sebagian manusia yang mengaku ulama. Sebab memperolehnya dibutuhkan sebuah
empati dan simpati yang di hasilkan dari gemblengan spiritual yang intens.
Orang-orang ini tidak mememiliki fanatisme tinggi atas apapun yang dapat
membutakan hati, kecuali fanatisme kepada Tuhanya.
Baca juga: Menuduh Zina dengan Saksi Bayi Ajaib
Terakhir, tiga krietria itu timbul dan
terlaksana dengan dasar rasa takut kepada Allah SWT. Rasa takut yang biasanya
akan menimbulkan ketaatan dan rasa cinta akan apa yang akan dikerjakan.
Al-Quran sudah jelas mengatakan bahwa hamba-hamba Allah yang paling takut
kepadanya adalah ulama.
Sebagai penutup, penulis ingin mengajukan
pertanyaan. “Apakah mencaci, memaki, menghina, mengadu domba, dan lain sebagainya
itu mencerminkan tiga kriteria di atas dan ditambah kriteria yang terkahir,
takut kepada Allah?” Tanyakan pada hati Anda sendiri.
Wallahu
A’lam
Sumber Foto: Dok. Pribadi