ilustrasi bulan buatan China |
Jika kita membahas perkembangan dunia, mengapa kita
terlau sering merujuknya pada kecanggihan dalam teknologi saja? Bukannya apa? karena hal ini dapat menunjukkan sebuah tanda bahwa
sebetulnya kita selalu mengasumsikan perkembangan dunia hanya ada pada sektor teknologi saja. Atau bisa jadi hal ini merupakan dampak dari
jarangnya masyarakat umum untuk mencari tahu perkembangan selain teknologi.
Perkembangan pendidikan, misalnya. Sudahkah pendidikan manusia berkembang kearah yang lebih baik?
Kita tahu bahwa teknologi begitu cepatnya berkembang, China sudah mampu menciptakan replika bulan
yang mampu bersinar layaknya rembulan asli. Bahkan setelah adanya revolusi
industri 4.0 ini, konon manusia akan semakin dimudahkan, atau mungkin dipersulit dengan adanya sebuah trobosan kecerdasan virtual. Dimana sebuah perangkat mampu
memprediksi atau menghitung kemungkinan resiko yang terjadi dan lain-lain
berdasarkan banyaknya data yang dimiliki oleh perengkat tersebut. Dengan demikian Semakin banyak data yang dimiliki oleh perangkat itu, maka
perhitungan yang dilakukan oleh perangkat itu semakin akurat.
Sebagai
contoh, seandainya sebuah mobil sudah memiliki kecerdasan itu. Maka kemungkinan
yang ada adalah demikian. Ketika saya akan pergi ke kota Surabaya dari Malang.
Maka secara otomatis mobil akan mencari data tentang jarak tempuh, sisa bahan bakar yang ada,
kecepatan rata-rata ketika berjalan dan bom! Mobil itu akan tahu perkiraan
akan tiba di Surabaya. Semakin banyak data semakin akurat hasil prediksi mobil
saya itu. Semisal mobil saya dapat dihubungkan ke internet sehingga dia mampu
mencari informasi secara otomatis tentang kemacetan, cuaca, situasi serta
kondisi-kondisi lainya. Sudah kebayang kan?
Baca juga: Menyoal Orientasi Pendidikan di Perguruan Tinggi
Dari sini
saja kita dapat membuktikan bahwa di masa depan, manusia dengan kemampuannya untuk berpikir dan mencipta sungguh luar biasa. Ketika
dulu kita berusia 8 tahunan kita membayangkan seandainya kita memiliki sebuah Handphone yang
memiliki layar sentuh. Sekarang kita menggenggam apa yang dulu menjadi
bayangan. Bagaimana seandainya di masa depan manusia mampu mengatur rotasi bumi,
manusia menemukan serum keabadian. Hal ini
bisa saja terjadi dan tidak boleh menghindar karena perubahan yang demikian
adanya itu merupaka sebuah kewajaran.
Maka dari sini, perkembangan yang selama
ini kita rasakan, seharusnya tidak menjadi sebuah kepincangan dengan tidak
berkembangnya dunia pendidikan. Pendidikan yang saya maksudkan adalah sebuah pendidikan yang lebih mengarah
pada nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan moral, pendidikan jiwa, pendidikan
kebijaksanaan.
Sebab penulis beranggapan bahwa perkembangan teknologi jika tidak diimbangi dengan perkembangan pendidikan
hanya akan menjadikan sebuah kepincangan yang sangat rawan bagi berlangsungnya
kehidupan dunia.