ketumPSI/GraceNatalie |
Penulis: Kajitow Elkayeni
Atorcator.Com - Banyak yang tidak suka dengan PSI.
Menganggap partai ini sebuah ancaman. Padahal PSI belum melakukan gerakan
apa-apa selain jualan brand. PSI mestinya jadi sparring partner bagi orang yang
menghendaki perubahan. Bukan musuh.
Orang-orang yang biasanya waras,
tukang debunk hoax, tiba-tiba meluncurkan pertanyaan remeh. Seperti tak bisa
lagi berpikir. Pertanyaan yang mestinya tak perlu ada. Karena akan menunjukkan
kebodohan si penanya.
Namun, pertanyaan bodoh itu lahir
karena rasa iri-dengki. Jika PSI lolos parliamentary threshold, ia dianggap
akan mengguncang tatanan. Orang-orang ini gak suka. Mereka terbiasa berada di
zona nyaman. Korup, lelet, tidur saat sidang, bolos kerja. Atau oknum di partai
tua itu temen dia. Wajar kalau dia bela temennya.
Tiba-tiba ada partai baru yang
sok-sokan mau bersih-bersih macam PSI? Auto imun mereka bereaksi keras. Mereka
menyerang dengan membabi-buta dengan pertanyaan-pertanyaan bodoh.
Pertanyaan bodoh pertama, PSI paling heboh iklan, duitnya dari mana? Dibiayai cukong ya?
Tidak ada satu partaipun di dunia
fana ini yang tidak dibiayai cukong. Kalau ada, itu pasti partai kelas gurem
yang tak punya masa depan macam partainya Rhoma, Idaman. Namanya saja wagu.
Programnya wagu. Idealismenya tak jelas.
Semua partai ada yang mendanai. Para
bohir beinvestasi melalui politik. Tujuannya untuk mengamankan bisnis mereka.
Baik berbisnis secara langsung dengan pemerintah atau lewat regulasi.
Tuduhan terhadap PSI itu untuk
memojokkannya. Seolah-olah hanya PSI yang dikuasai cukong, disetir cukong,
dibiayai cukong. Faktanya seluruh partai begitu. Termasuk yang di Amerika sana.
Itu sejatinya adalah serangan jahat,
lahir dari hati yang dipenuhi kebencian. Astaghfirullah...
Pertanyaan bodoh kedua, kalau mau
jadi partai bersih, sertakan LHKPN dong, buktinya PSI malah mangkir?
Syarat LHKPN untuk Caleg itu tidak
ada. Yang diwajibkan sekarang, menyertakan LHKPN ketika caleg mau dilantik.
Tanpa LHKPN Caleg terpilih gak bisa dilantik. Ini peraturan dari KPU. Tentu ada
dasar pijakan hukumnya.
Tudingan LHKPN itu untuk memojokkan
PSI. Agar jargon bersihnya partai itu terhapuskan. Padahal orang ini malas
membaca. Dengan dorongan rasa benci, lahirlah tuduhan tadi.
Pertanyaan bodoh ketiga, salah satu
dewan pembina PSI pernah jadi saksi KPK, berarti PSI tidak konsisten, bagaimana
bisa disebut partai bersih?
Biasakan untuk tidak suudzon,
apalagi fadlidzon. Selama belum diputuskan bersalah, siapapun tidak boleh
disebut koruptor. Sunny, memang pernah dipanggil KPK, statusnya sebagai saksi.
Dulu Ganjar Pranowo juga pernah. Apakah otomatis Ganjar korup?
Enggak dong. Begitu juga dengan
Sunny. Statusnya sampai sekarang masih bersih dari tindakan korup. Jangan
melampaui vonis hukum. Anda bukan Tuhan.
Pertanyaan bodoh keempat, partai
baru memang jualan brand anti korupsi, PK dulu juga gitu, nyatanya korup juga.
Berarti PSI sama saja dong?
Jangan memukul rata semua persoalan.
Itu seperti ketika di tanganmu hanya ada palu, semua masalah kau lihat seperti
paku.
Yang dimiliki PSI hari ini adalah
harapan. Partai tua lain sudah tak punya. Track record mereka membuktikan itu.
PPP baru saja jadi contoh. Proses kaderisasi mereka memang bermasalah sejak
awal.
Harapan inilah yang boleh dijadikan
pegangan sementara. Jika terbukti PSI sama busuknya, ya tinggal ditenggelamkan
lagi. Sesederhana itu pola pikirnya.
Lebih baik berjudi dengan mereka
yang belum terbukti korup, daripada tutup mata terhadap bobroknya partai tua.
Sudah tahu bejat kok dipilih. Anda bukan keledai.
Pertanyaan bodoh kelima, beberapa
oknum PSI bodoh, ngeselin, dan terindikasi tak jujur, berarti PSI partai tak
jujur dong?
Generalisasi seperti ini sangat
berbahaya. Di setiap partai pasti ada oknum busuk. Bagi pemilih, yang penting
kenali figurnya. Jika menurutmu jelek ya jangan dipilih. Golput. Tapi yang
perlu dipahami, yang dihadirkan PSI itu sebuah fenomena berpikir baru.
Sejak awal pemilihan kader, PSI
melakukan filter ketat. Partai lain tidak ada fase ini. Mahfud MD yang terkenal
jujur itu ikut membidani proses ini. Masih ragu dengan integritas Mahfud?
Program dan sikap PSI jelas, menolak
perda agama, politisasi agama, korupsi, bolos kerja di DPR, politik dagang
sapi.
Partai lain terbukti telah melanggar
komitmen itu. PSI menawarkan harapan. Ia bisa disebut tiruan dari partai serupa
yang lebih dulu lahir di Perancis dan India. Faktanya, partai di dua negara itu
konsisten sampai sekarang.
Pertanyaan bodoh keenam, PSI belum
pengalaman, bukankah itu seperti membeli kucing dalam karung?
Menjadi bagian dari lembaga
eksekutif memang perlu pengalaman, minimal pernah memulai dari jenjang paling
awal. Tapi untuk legislatif tidak. Seorang wakil rakyat tak harus cerdas luar
biasa. Ia hanya harus menjalankan peraturan pengawasan. Bodoh tapi jujur, jauh
lebih baik untuk bidang ini. Apalagi kalau cerdas dan jujur.
Yang dibutuhkan di sana adalah
orang-orang jujur. Karena benteng terakhir ada di sana. Ketika pemerintah
terindikasi akan korupsi, tapi lembaga pengawasnya waspada, semua terkendali.
Mereka menolak meneken anggaran, mereka mengawasi dengan saksama, tindakan
penyelewengan anggaran tidak akan terjadi.
Pertanyaan dengan tujuan menuduh
seperti itu tidak logis. Ngawur sengawur-ngawurnya. Tujuannya untuk menjatuhkan
PSI dengan segala cara. Fitnah sudah tak dipedulikan lagi.
Pertanyaan bodoh ketujuh, apakah
penulis juga kecipratan uang dari PSI?
Tuduhan ini saya terima kemarin.
Jangankan menerima sepeser uang, bertemu Grace saja belum pernah. Bahkan
bertemu dengan salah satu kader PSI saja tak pernah. Bagaimana bisa kecipratan
duit?
Pembelaan yang saya lakukan demi
menjaga kewarasan. Banyak oknum yang membela partai tua dengan kedok mewakili
kelompok intelektual. Padahal mereka itu intelek juga enggak. Sukanya
ngaku-ngaku.
Soal memilih PSI atau bukan, itu
urusan masing-masing. Mau golput juga silakan. Tapi jangan memfitnah. Jangan
menuduh dengan dakwaan tolol. Buktikan kewarasanmu. Kalau situ netral ya babat
semua partai, jangan hanya mengkritisi PSI.
Hari ini kewarasan itu mahal. Bahkan
dengan sesama cebong yang ngakunya kritis. Bego iya. Suka mitnah iya. Logikanya
tumpul iya. Malu aku satu barisan dengan jenis seperti itu.