RMY |
Penulis: Nurbani Yusuf
(Komunitas Padhang Makhayar)
Atorcator.Com - Satu lagi: politisi muslim terjatuh. Mungkin musibah atau menjadi martir atau sengaja dikurbankan. Atau bagian dari skenario besar memberangus kekuatan politik Islam tak penting. Kekuatan politik Islam melemah atau dilemahkan satu-satu politisi muslim dimartirkan dan ironis nya sebagian kita malah bergembira hanya karena kebetulan pada kubu berbeda pelemahan kekuatan politik Islam memang terus berlangsung tanpa kita sadari.
Sebagian kita masih ada yang berpandangan bahwa setiap yang berbeda pilihan politik adalah lawan yang harus dikalahkan. Maka kemudian kita bersuka cita ketika ada lawan politik itu terjatuh tak bangkit lagi. Meski berangkat dari niat yang sama dari kawan seiring beda haluan.
Seberapa gembira ketika Romy Ketua PPP, partai Islam tertua itu karam. Seorang politisi muda cemerlang. Santri Ulama kharismatik Kyai Maimun Zubair itu pun jatuh. Masuk kotak. Habis dan tunai. Tak ada lagi yang bisa diharap dari seorang yang sudah ditangkap lembaga anti rasuah: KPK.
Memberi label bahwa politisi muslim itu korup adalah juga teror. Intimidasi dan pembunuhan karakter. Belum ada bukti bahwa semua di rencana, tapi sudah cukup untuk membuat wajah partai Islam di bawah naungan Kyai Maimun Zubair ini bopeng hilang wibawa. Tak tahu betapa remuknya hati Kyai Maimun, melihat santri politiknya itu tamat di tangan lembaga anti-rasuah.
Baca juga: Transaksi Jual-Beli (Pemangku) Agama
Mungkin saja saya suka melihat satu satu lawan politik saya ambruk. Dengan begitu jalan menang menjadi lempang. Atau dendam politik terbalaskan. Tapi itu bukan watak kesatria.
Adalah Salahudin Al Ayubi, ia tak mau berhadapan dengan lawan yang sedang sakit, saat mendengar lawan nya sakit, Ia pun bermaksud menolong, ia berjalan mengendap memberi obat dan perawatan. Mungkin klise di jaman sekarang, tapi apa salahnya dicoba.
Apalagi Romi. Ia adalah lawan politik dalam Pilpres-tapi ia kawan sesama politisi Muslim. Kawan seperjuangan. Kita berbeda dan bertengkar hanya pada masalah teknis bukan yang prinsip. Kita ingin Islam tegak. Mungkin kita punya cara yang berbeda. Tidak mengapa, sebab itu wajar.
Musuh besar kita adalah egoisme. Semacam hasrat untuk meniadakan yang lain. Percayalah Islam tak bisa ditegakkan sendirian. Kita butuh banyak teman bukan lawan. Sandi, Romi, Muhaimin, Fahri, Dahnil, Faldho, Ahmad Rofik, Raja Juni, Ya'qult, Basarah, Nanto, Fadli Zon, Tamara dkk adalah para pemimpin Islam masa depan.
Mereka hadir dari berbagai latar ormas dan partai. Dengan warna dan atribut yang berbeda. Kita berharap mereka rukun, dilembutkan dan ditautkan hatinya. Kita doakan yang baik jangan memperburuk suasana ...
Wallahu ta'ala a'lm
@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar
Baca juga: Romahurmuziy Resmi Ditahan KPK, Meskipun Mengaku Dirinya Dijebak