Penulis: Nadya Valose
Atorcator.Com - Tau kah anda mengapa keadaan ekonomi negara tak kunjung baik, kehidupan rakyat bertambah sulit. Hampir semua bidang usaha diambang kebangkrutan? Padahal Negara ini katanya dipimpin oleh para pakar yang kredibilitasnya di akui dunia. Ada Sri Mulyani yang disebut-sebut sebagai The Best Finance Minister of the Year, East Asia Pacific.
Ada pula nama Darmin Nasution, ada Agus Martowardojo, dan sederet nama-nama besar lainnya yang di gadang-gadang sebagai pakar ekonomi. Hasilnya kok ekonomi Indonesia melorot, rupiah terkapar dan rakyat tercekik? Pernah nggak sih kita bertanya-tanya, apa sih hasil karya kehebatan para pakar yang saat ini duduk di barisan pemerintahan negara ini?
Sri Mulyani? maaf saja, kok seperti branding kecap No.1. Sebelum dijadikan menteri memang apa prestasinya? Rasa-rasanya kok cuma gembar-gembornya saja yang terlalu berlebihan, bukti kosong.
Kalau cuma disohor-sohor pernah 'dipakai" World Bank, sepertinya kok malah mirip agen ekonomi barat yang di 'inplant' di Indonesia. Hasilnya nilai tukar US dolar meroket, beban pajak dunia usaha mencekik, daya beli rakyat menurun.
Agus Martowardojo si Gubernur Bank Indonesia?. Ada yang bisa beritahu satu saja prestasinya yang bermanfaat bagi kehidupan rakyat. Memang Bank Indonesia runtuh kalau Gubernurnya bukan Agus Marto? Atau dibalik aja deh, apa tambah hebatnya Bank Indonesia dibawah pimpinan Agus Marto?
Gini ya, bahwa pakar-pakar itu sekolahnya tinggi-tinggi iya. Lulusan luar negeri itu betul. Pinter-pinter itu bener. Tapi masalahnya manfaat bagi rakyat penduduk negara ini apa? Kalau cuma gaji dan fasilitas jabatan mereka saja yang selangit, itu namanya cuma memboroskan uang rakyat yang dimasukan dalam keranjang anggaran belanja roda pemerintahan saja.
Hebat buat diri sendiri, tapi minus manfaat bagi orang banyak, apa gunanya?. Mengapa kok begitu sih? Itu karena mereka tidak menjaga kehidupan penduduk negara ini seperti mereka menjaga kehidupan anak keturunan mereka sendiri.
Cinta rakyat? Mengabdi untuk rakyat? Itu cuma omong kosong yang jika diucapkanpun hanya simbolik formal dalam sumpah jabatan saja.
Mau memperbaiki negara ini? Mau negara ini menjadi negara kaya yang rakyatnya sejahtera? Cari kandidat pemimpin negara yang sejak semula terbukti bukan hanya memiliki kapabilitas menakhodai korporasi besar multinasional, namun juga menciptakannya. Jangan yang cuma katanya pinter dengan sederet piala dan wajahnya terpampang di spot advertorial majalah Forbes atau Time.
Cari pemimpin yang terbukti sejak awal mampu membangun korporasi dari enol hingga mendunia dengan telapak tangannya sendiri. Jangan yang cuma sekedar diletakan di korporasi yang secara sistem sudah establish.
Hari ini, sekalipun Tukul Arwana yang diangkat jadi Dirut Bank Mandiri atau Bank BNI, maka bank plat merah papan atas itu tak akan bangkrut. Wong secara sistem korporasi itu sudah establish dengan sederet deputy yang sudah berkarier puluhan tahun disana.
Pernah dengar nama Sandiaga Uno kan? Nama ini belum pernah diletakan dalam jajaran pemerintahan negara. Tapi nama ini sudah terbukti tanpa korupsi dan katrol politik mampu membangun korporasi kelas dunia.
Sandiaga Uno mulai merangkai prestasi bisnisnya betul-betul dari angka nol. Ia terbukti telah mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor, yang bahkan sukses mengakuisisi beberapa korporasi lain.
Kalau pada tahun 2009, ia kemudian dicatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes, itu karena uang yang ia peroleh dari prestasi bisnisnya, bukan karena 4 tahun menduduki jabatan politik. Kalau pada tahun 2011, Forbes kembali merilis Sandiaga Uno di peringkat ke-37 daftar orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan US$ 660 juta, itu karena semua kekayaan yang diperolehnya halal.
Sandiaga Uno juga lulusan pendidikan luar negeri. Ia lulus dari Wichita State University dan plus lulus dari Universitas George Washington, Amerika Serikat dengan beasiswa.
Ia lulus dengan predikat "summa cum laude" dengan IPK 4,00. Bukan lulus "cuma ke laut" dengan IPK dibawah 2,00 dari Universitas Cibitung.
Jadi jika ia hari ini dipercaya rakyat untuk menjadi pemimpin Indonesia mendampingi Prabowo Subianto, itu karena rakyat menaruh kepercayaan bahwa ia akan mampu membawa negara ini sukses seperti ia membangun korporasi besar tingkat dunia.
Manajemen pemerintahan negara memang berbeda dengan manajemen korporasi. Namun bukan berarti filosofinya berbeda. Bahkan Negara seperti Indonesia yang memiliki aset kekayaan sumber daya alam yang luar biasa besar ibarat korporasi yang sudah memiliki modal dan kekayaan melimpah. Jika yang dimulai dari nol saja bisa dibangun sedemikian hebatnya dengan tangan dingin Sandiaga, apalagi yang memiliki sumber kekayaan melimpah.
Ditangan orang yang tepat, hebat, cerdas, amanah dan tidak lagi rakus dengan obsesi menumpuk kekayaan, rakyat percaya negara ini akan bangkit dari kemiskinan sekaligus tampil sebagai negara besar yang makmur lagi sejahtera.
Dengan kalkulasi politik 2 periode Prabowo Subianto plus dilanjut dengan 2 periode Sandiaga Uno, maka 20 tahun dipimpin Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, besar harapan dan bukan suatu kemustahilan kalau indonesia akan menjadi negara terkuat di dunia. Jadi kalau ditimbang-timbang dengan ukuran apapun juga, rasanya tak ada yang lebih pantas menjadi pemimpin negara ini selain pilihan nomor 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Salam Sehat,
- Nadya Valose -
Pegiat Akal Sehat.