Jawapos |
Penulis: Iyyas Subiakto
Atarcator.Com - Negeri ini diwarisi banyak manusia luar biasa hadiah Tuhan YME, ribuan pahlawan kemerdekaan, pejuang agama dan kemanusiaan yg bisa mengusir penjajah. Tak mampu kita sebut satu persatu, hanya doa kita buat mereka alfatihah..
Pada setiap zaman lahir jiwa pahlawan, dan dalam waktu yg bersamaan hadir juga para preman kebenaran, mereka disebut pemberontak. Zaman kemerdekaan saat Soekarno-Hatta, ada bbrp kali pemberontakan, DI/TI, PERMESTA, PKI 48 dan 65. Zaman Soeharto tdk ada pemberontak, hanya saja kita dikhianati gerombolan orba, mereka tersistim utk mencuri, korupsi, bagi-bagi. Tidak nyata tapi ada, ABRI ikut mengawal ketidak benaran itu berjalan.
Ingat cara Soeharto menguasai Indonesia, dari Babinsa sampai semua jendral yg ada menjadi mata-matanya. G30S, ditengarai cuma kuda tunggang utk Soeharto berkuasa, Super Semar, adalah surat sakti, yg konon ditanda tangani Soekarno dgn tekanan dan intimidasi. Sebuah sejarah berdarah yg melenyapkan nyawa rakyat tak berdosa, jutaan jumlahnya. Sebuah catatan kelam yg harus diterima dgn diam karena alasan kita harus aman. Tapi Tuhan tdk pernah menghapusnya, siapa yg ada di dalamnya, dan kelak pasti menerima azabnya. Khususnya 7 pahlawan revolusi yg menjadi korban kebiadaban, apakah PKI pelakunya atau kawan sendiri yg menghabisinya, MEREKA AKAN MENERIMA GANJARAN BAIK, DAN INSYAALLAH SURGA BALASANNYA.
Zaman revolusi, Soeharto di buat loyo, walau tak diadili krn dilindungi ABRI. Hadirnya Habibie, Gusdur, Megawati, semua dihabisi oleh sisa pemain lama yg masih eksis di percaturan politik, ujungnya mereka bisa menghadirkan SBY, sang murid orba, berkelakuan sama saja, malah lebih parah rusaknya, negara dikelola bak memeras susu kuda dan diminum sendiri, menghimpun modal utk membuat kerajaan baru buat anak cucu, sampai anaknya ditumbalkan, masih ingusan di paksa jalan menatap masa depan dgn kekuasaan, sang calon jendral akhirnya jadi buah mengkal.
Hadirnya Jokowi atas izin Tuhan,( karena setiap kebaikan ada kehadiran Tuhan ). Manusia miskin tanpa embel-embel keturunan dan jabatan. Anak tukang kayu bakar dan berkarir sbg exportir mebel datang membenahi Indonesia yg dirusak 42 thn oleh dua Kalkun berleher panjang berjengger tebal.
Tapi, seperti tak pernah sepi, disetiap zaman ada manusia setengah setan. Tuhan mengadirkan Jokowi, juga di jelmakan sengkuni. Sejak dia gagal merapat mau menyandingkan Jokowi dgn Hatta Rajasa, dia berbalik menyerang Jokowi yg sedang membangun negeri malah mau dihentikan, kita semua tau, niatnya mau merapat dan mengambil manfaat, dia msh merasa pahlawan yg sdh lama diratakannya sendiri oleh kelakuannya yg tak terpuji. Seolah kebaikannya yg pernah ada dikubur oleh prilakunya dimasa tua, dia bak srigala memangsa negaranya, seolah akan dikunyahnya, dia murka karena nafsu dunianya tak terlaksana.
Akumulasi prilaku gilanya tdk perlu kita cerita, yg pasti pemilupun mau di ganggunya, goyangan kearah makar yg mereka design sdh gagal, harapan junjungannya capres ijitimak ulama yg beragama ganda tak ada harapan utk menang, sekarang KPU diserang dgn segala gertakan, dia merasa masih bisa memprovaganda di hari tua, dia lupa skrg dia cuma singa tua yg aumannya cuma di dengar anaknya, dan beberapa orang yg kupingnya sama tapi otaknya tak mencerna dan hatinya jauh dari endapan kebenaran.
Amin Rais si pengemis dunia, belagak dekat dengan malaikat, dia lupa catatan perjalanan hidupnya penuh rekayasa dan penuh nista. Dia pernah jaya, dia pernah dihormati, semua seolah punah karena kelakuannya sendiri, dia mengebiri akhlak baiknya dan menyuburkan kebejatannya melalui prilaku tak terpuji. Dan, akhirnya alamNya memilah, mana yg mati khusnul khatimah, dan mana yg cuma jadi sampah dimakan cacing tanah.
Amin Rais menjadi cermin perjalanan manusia, sejak Firaun, sampai Nabi Musa, kini didepan mata kita, dia kita dipaksa berkaca bhw ada manusia luar biasa pada awalnya, sayang mendekati ajalnya prilakunya seperti kera.
Indonesia tetap mengenang kalau dia pernah berjasa?, dan kita tetap terkenang diakhir hayatnya dia menjadi musuh bangsa dan negaranya, maka dia bukan siapa-siapa, sebutan pengkhianat lebih pas disematkan padanya.
Selamat jalan Amin Rais, semoga Tuhan masih membolehkan engkau mengais sisa kebaikan yg pernah engkau torehkan. Wallahu a'lam.
HIDUPLAH YG BERMANFAAT AGAR MATI DIJEMPUT MALAIKAT. JANGAN HIDUP PENUH KEBEJATAN, MATINYA DIJEMPUT SETAN.