NU online |
Penulis: Shuniyya Ruhama
(Pengajar PPTQ Al Istiqomah Weleri-Kendal Murid Mbah Wali Gus Dur)
Atorcator.Com - Entah sudah berapa banyak dan berapa besar “mereka” berupadaya untuk memprovokasi NU. Membenturkan antara sesama warga NU, ulama dengan warga, ulama dengan ulama, dan NU dengan pihak yang di luar NU.
Namun, tetap saja NU selalu kuat, tak goyah sedikitpun. Bahkan semakin menambah solidaritas dan silaturahim. Yang kurang kenal jadi semakin kenal, dan yang sudah kenal menjadi seperti saudara. Setiap hembusan angin kencang maupun badai selalu membawa hikmah besar bagi NU.
Dan provokasipun selalu gagal total di saat yang sangat tepat. NU tetap istiqomah menjadi pendukung utama tegaknya NKRI dan selalu siap mengayomi seluruh komponen anak bangsa dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda.
Guru Mulia Kita Simbah Kyai Haji Musthofa Bisri pernah memaparkan dengan bahasa yang sangat indah,
“NU itu ibarat orangtua yang harus mengayomi anak-anaknya, yakni seluruh komponen bangsa ini. Yang namanya orangtua itu akan merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Misalnya punya bayi, tugas orangtua adalah memandikan, menyuapi, menyusui, menggendong dan sebagainya.
Apa yang dilakukan bayi? orangtuanya malah diompoli, bahkan kalau sudah agak besar sedikit menendang dan mencakar muka orangtuanya. Apa ya bayi tersebut harus dibanting? Tentu tidak , bukan?
Tidak akan berhenti kasih sayang orangtua hanya karena perkara tersebut, melainkan akan tetap diayomi, dirawat hingga dewasa dan berdikari. Itulah tugas orangtua.”
Jauh-jauh masa sebelum ini di awal tahun 1920-an bahkan sudah dinubuwatkan oleh Guru Mulia Simbah Kyai Haji Kholil Bangkalan Madura dengan kalimat yang tegas dan lugas: Siapa saja yang berani melawan NU akan hancur, siapa saja yang ingin merusak NU akan lebur..
Karena itulah jiwa mengayomi dari NU sangat kental. Jika ada orang yang berani melawan NU apalagi hendak merusak NU dengan segala upadayanya mulai dari menebar hoax, membuka aib, mengghibah, bahkan memfitnah, semua dihadapi dengan senyuman saja..
Yang ada justru timbul rasa kasihan kepada orang tersebut. Sebab, tanpa dibalaspun akan kuwalat dengan sendirinya. Fakta sudah menunjukkan demikian..
Itulah jawaban mengapa NU tidak bisa diprovokasi..
Subhanallah...
Bangga sekali menjadi bagian dari keluarga besar NU.. Semoga kelak kita semua diakui sebagai warga NU oleh Hadlrotus Syaikh Mbah Hasyim Asy’arie... Lana walakum Al Fatihah...