Ilustrasi foto (Wajib-baca) |
Penulis:
Nurbani Yusuf
Atorcator.Com -
Allah berfirman: 'Mereka itu adalah orang-orang yang suka
mendengar berita bohong, kemudian menyebar kannya dan banyak memakan yang haram.
[Al-Maidah: 42]
Nabi saw
bersabda: 'Selamatnya seorang insan bergantung pada lisan--
Lisan bisa
berupa ucapan atau tulisan bahkan di era digital bisa bermakna status, share
dan kopas. Jejak digital bisa dilacak dan kita bisa kembali melihat status apa
saja yang sudah kita tulis.
Kita bisa
bandingkan mana lebih banyak yang kita sebar_--berapa puluh atau ratus berita
hoax dan fitnah kita share dengan sengaja tanpa tabayyun. Atau berita baik yang
menyenangkan yang kita sebar.
Tak berasa kita
menjadi bagian dari kawanan pemakan bangkai. Ghiba dan fitnah menjadi kebiasaan
dan kita ketagihan. Tak nyaman rasanya seharian tanpa berita hoax--tak lengkap
pula bila kita tak sebarkan pada teman kerabat atau sesama grup pengguna medsos.
Kita telah
sebar berita keburukan dan membuat cemas, kalut, takut, galau, resah dan
kebingungan kolektif di kalangan mu'minin. Kaum mu'minin saling curiga dan syu'
sebab berita-berita yang kita terima kemudian kita sebarkan itu.
Allah
berfirman: 'Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
kemudian menyebarkannya dan banyak memakan yang haram. [Al-Maidah: 42],
mereka inilah penikmat berita bohong dan ketagihan. Terus sebarkan bohong dan
dusta tanpa tabayyun atau klarifikasi.
Sungguh celaka.
Amal kebaikannya akan habis--seperti api makan kayu bakar. Di akhirat dia akan
pertanggungjawabkan semua dan diambil semua kebaikanya tanpa sisa. Pahala
shalatnya--zakatnya--sedekahnya--puasanya dan semua amal saleh lainnya.
Saatnya
membasuh bibir--lidah--hati--pikiran dan jiwa dengan Al Quran. Lisan kita yang
kotor karena suka sebar berita hoax dan fitnah kita bersihkan dengan tartil
Qur'an. Semoga bisa memberisihkan
@nurbaniyusuf
Komunitas
Padhang Makhsyar