islami.co |
Penulis:
Nurbani Yusuf
Atorcator.Com -
Sebab lisannya tak pernah bisa berhenti menyakiti orang
lain--lisannya pedas menyakitkan--dia keras kepada sesama muslim yang kebetulan
khilaf dan tak suka memberi maaf--hatinya syu' dan suka menuduh sesama mu'min
kafer--
Disebutkan
dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, bahwa suatu
ketika ada seorang sahabat yang menyampaikan kepada Nabi saw tentang seorang
wanita yang ahli ibadah tapi suka menyakiti tetangganya. “Wahai Rasulullah, ada
seorang wanita yang rajin shalat malam, gemar berpuasa di siang hari, giat
melakukan amal kebaikan dan banyak bersedekah. Namun dia sering menyakiti
tetangganya dengan lisannya.”
Mendengar
laporan ini, Nabi saw menjawab, “Tiada kebaikan padanya dan dia termasuk
penghuni neraka.”
Dalam riwayat
lain disebutkan bahwa para sahabat bertanya kepada Nabi saw mengenai
penyebabnya. “Kenapa?” tanya salah seorang sahabat.
Nabi saw
menjawab, “Sebab mulutnya selalu menyakiti orang lain. Dia suka mengganggu
tetangganya dengan ucapannya. Seluruh amal ibadahnya hancur, karena dia punya
akhlak yang buruk. Dia menjadi ahli neraka karena ibadahnya tidak mampu
menjadikan dirinya untuk berakhlak yang baik.”
Nabi saw keras
kepada orang kafer di saat perang--di saat normal, orang kafer bukan musuh tapi
ladang berdakwah. Tempat kita menanam kebajikan. Mengajak bertauhid dan beramal
saleh bukan musuh yang harus dihancurkan.
Dakwah itu
mengajak ahli ma'shiyat menjadi ahli shalat. Mengajak ahli bid'ah menjadi ahli
sunah. Mengubah ahli khamr menjadi ahli dzikir. Mengajak si kikir menjadi ahli
sedekah. Mengajak para pecinta dunia--pecinta harta--pecinta fashion--pecinta
perhiasan menjadi pecinta akhirat dan pengamal kebajikan. Bukan
dicela--dicaci--apalagi dihinakan.
Mereka adalah
orang yang belum mendapat hidayah--kita doakan segera diberi hidayah. Bukan
dijauhi apalagi berlaku sombong dan keras terhadap mereka.
Usai dilempari
batu dan caci maki orang-orang Tsaqif--Rasulullah didatangi malaikat gunung
menawarkan akan menghancurkan dan membenamkan mereka--dengan lembut Rasulullah
berkata: kalau mereka dihancurkan kepada siapa aku berdakwah--kemudian
Rasulullah berdoa agar anak keturunan orang Tsaqif memeluk Islam--di
ijabah!
Pada saat
berdakwah Rasulullah sangat lembut--tidak mencela--apalagi melaknat--berbeda
ketika beliau saw dalam keadaan perang: keras tanpa ampun!
Wallahu taala
a'lam
@Nurbaniyusuf
Padhang
Makhsyar