Situs NU online |
Penulis: Prof.
Rochmat Wahab
Atorcator.Com -
Ramadlan 1440 H sudah di depan mata, yang insya Allah malam ini
sudah dimulai sholat Tarawih. Kita bersyukur kepada Allah swt yang telah
mengabulkan doa kita untuk bertemu dengan Ramadlan berikutnya ketika kita mau
mengakhiri puasa Ramadlan 1439 H. Coba kita perhatikan beberapa teman,
orangtua, guru, dosen, pimpinan, tetangga, teman aktivis, dan sebagainya yang
Ramadlan tahun lalu masih ada dan kita masih bercanda ria dan bertemu, saat ini
sudah tidak ada di sekitar kita. Sudah menghadap ke rahmatullah. Tentu yang
tragis, musibah (baik wafat atau sakit) yang mengena orang-orang yang harus
mengawal Pemilu 2019 yang ada di ujung tombak KPPS karena berbagai alasan. Kita
ikut berdo'a, semoga yang wafat, dengan khusnul khatimah, dan yang sakit segera
Allah swt angkat sakitnya untuk bisa sembuh kembali. Kini kita bermohon kepada
Allah swt untuk bisa tunaikan dan mengisi Ramdlan besok dengan ibadah dan
amalan yang lebih baik daripada tahun lalu. Untuk itulah kita perlu
persiapan-persiapan yang lebih, sehingga kita bisa mengisi setiap waktu dengan
ibadah dan amalan yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
Untuk
menghadapi dan menyambut bulan istimewa, bulan Ramadlan, mari kita simak sabda
Rasulullah saw, sebagai landasaan kita dalam mengisi Ramadlan 1440 H yang
artinya sebagai berikut
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah dekat kepadamu sekalian bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Inilah Ramadhan, bulan yang Allah tetapkan shaum di siang harinya sebagai kewajiban, dan shalat tarawih di malam harinya sebagai sunnah.
Barangsiapa yang ingin mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan suatu amalan sunnah, maka pahalanya seolah-olah ia melakukan amalan wajib pada bulan lain. Dan barangsiapa melakukan amalan wajib pada bulan ini, maka ia akan dibalas dengan pahala seolah-olah telah melakukan tujuh puluh amalan wajib pada bulan lain. Inilah bulan kesabaran dan ganjaran bagi kesabaran yang sejati yaitu jannah. Bulan ini juga merupakan bulan simpati terhadap sesama. Pada bulan ini rezeki orang-orang beriman ditambah.
Barangsiapa
memberi makan (untuk berbuka puasa) kepada orang yang sedang berpuasa, maka
kepadanya dibalas dengan ampunan terhadap dosa-dosanya dan dibebaskan dari api
neraka jahannam dan ia memperoleh ganjaran yang sama sebagaimana orang yang
berpuasa tanpa sedikitpun megurangi pahala shaum dari orang itu…” (HR. Al-Baihaqi)
Untuk
mendapatkan kemenangan dan manfaat dari puasa Ramadlan, maka persiapann yang
perlu dilakukan di antaranya:
1. Bersyukur kepada Allah swt atas dipertemukannya dengan bulan Ramadhan. Bersyukur, telah diberi usia dan kesempatan, sehingga bisa dipertemukan dengan Ramadan tahun ini. Di samping itu juga diberi sehat jasmaniyah dan ruhaniah, sehingga memiliki kesiapan untuk menunaikan puasa Ramadlan yang sangat dibutuhkan fisik dan jiwa yang sehat dan prima untuk menuaikan segala rukun dan Sunnah Ramadlan. Ingat firman Allah swt, dalam QS Ibrahim:7 yang artinya sebagai berikut “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedi”.
2. Memantapkan
iman untuk menghadapi puasa Ramadlan. Puasa Ramadlan itu diperintahkan kepada
orang yang beriman, sehingga untuk menunaikan puasa Ramadlan perlu dimantapkan
imannya. “Allah Maha Besar, ya Allah terbitkanlah bulan sabit itu untuk kami
dengan aman dan dalam keimanan, dengan penuh keselamatan dan dalam keislaman,
dengan taufik agar kami melakukan yang disukai dan diridhai oleh Rabbku dan
Rabbmu, yaitu Allah.” (HR. Imam At-Tirmidzi dan Ad-Darimi). Selanjutnya
juga ditegaskan oleh sabda Rasulullah saw, ”Barangsiapa yang berpuasa di
bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa
lalu pasti diampuni”. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).
3. Bertaubat
dan memohon Ampunan. Bertaubat dan memohon ampunan dari Allah swt atas
kesalahan dan dosa yang telah dilakukan selama hidupnya, baik disengaja maupun
tidak disengaja, baik yang baru saja dilakukan maupun yang telah lampau, baik
yang tersembunyi maupun nampak, sebagaimana Allah swt firmakan dalam QS An
Nur:3, yaitu “Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang
yang beriman, agar kalian beruntung."
4. Bergembira
dengan kedatangan bulan Ramadlan. Ramadlan pada hakekatnya memberikan kabar
gembira, karena siapapun yang beriman dan bisa sanggup menunaikan ibadah puasa
Ramadlan, maka dijanjikan bahwa pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu
neraka ditutup. Karena banyak lipatan pahala dijanjikan baik yang beribadah
wajib dan sunnah, sebaliknya syaitan dibelenggu, yang diharapkan tidak menggoda
orang yang berpuasa, walau sebenarnya semua kembali ummat Islam masing-masing.
Inilah sabda Rasulullah yang memberikan kabar gembira, yang artinya sebagai berikut
: “Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadlan bulan yang
diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa di dalamnya. Pada
bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka.” (HR.
Ahmad). Demikian berbagai kemurahan atas pahala yang diberikan kepada ummat
Islam terutama di malam lailatul qadar, pahala bernilai dengan 1000 bulan (QS
Al Qadri:3) dan perlindungan Allah supaya dapat meng-courage untuk
semakin bersemangat dalam beribadah di bulan Ramadlan.
5. Meningkatkan
ilmu tentang puasa Ramadlan. Untuk dapat menjalankan amal dengan benar, sesuai
dengan aturannya., maka sangat diperlukan ilmunya, sehingga tidakl terjadi
taqlid. Mengikuti orang lain ndalam beribadah, khususnya puasa Ramadlan, tanpa
mengetahui dalil-dalilnya yang membuat kita percaya akan ibadah yang akan
dilangsungkan itu. Jangan sampai mengamalkan yang tidak ada atau tidak
mengetahui dasar hukum naqlinya. Sebagaimana yang Allah swt firmanya dalam QS
Al Anbiya,7) yang artinya sebagai berikut : “Maka bertanyalah pada
orang-orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya’:7).
6. Menyiapkan
kesehatan fisik dan ruhani. Sehat fisik dan ruhani adalah sangat penting untuk
bisa tunaikan puasa Ramadan dengan baik, lancar dan sehat. Bisa beribadah
optimal tanpa alami hambatan yang berarti. Memang untuk tunaikan puasa, tidak
harus sehat sempurna, karena puasa itu juga memiliki nilai keutamaan
menyehatkan. Namun supaya bisa beridah optimal, kita harus sehat, jika tidak
sehat kan kita bisa tinggal dan mendapatkan keringan atau rukhshah. Ingat
firman AS Al Baqarah: 286,. Yang artinya “Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya …”. Juga dalam ayat lainnya yang
menegaskan bahwa siapapun yang sakit atau dalam bepergian, bisa meninggalkan
puasa, yang termuat dalam QS Al Baqarah:185 “Dan barang siapa sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.”
7. Menyiapkan
zakat, infaq, dan shodaqah. Untuk dapat membersihkan harta dan jiwa, kiranya
dalam menyambut puasa Ramadlan perlu melakukan perhitungan kekayaan, untuk bisa
dibersihkan kekayaan itu, baik yang terkait dengan membayar zakat maupun
mengeluarkan infaq dan shodaqah selama bulan Ramadlan. Di antara salah satu
lima rukun Islam disebutkan, bahwa rukun yang ketiga berbunyi “Wa itaaiz
zakaati”, yang artinya: dan membayar zakat, bukan dan mengeluarkan zakat.
Jika tidak dibayarkan zakatnya, maka statusnya kita menjadi berhutang. Karena
zakat itu wajib dibayar. Kita perlu berhati-hati memanaj harta, karena
harta bisa membuat bahagia dunia akhirat, tetapi bisa juga membuat celaka dunia
akhirat. Kita beruntung setiap tahun disegarkan terus oileh Allah swt, dengan
mengingatkan kita untuk tidak lupa terhadap harta dan diri kita.
Demikian sekedar
catatan singkat tentang menghadapi Ramadlan 1440 H. Di tengah-tengah
potensi masalah yang dihadapi bangsa Indonesia pasca Pemilu 2019, semoga hikmah
Ramadlan dapat dipetik oleh semua, sehingga dalam menghadapi persoalan bangsa
sesulit apapun dapat ditemukan jalan keluar. Kita ingat sekali bahwa
orang-orang bertaqwa akan mendapatkan jalan keluar yang diridhoi oleh Allah
swt. Puasa Ramadlan memiliki tujuan utamanya untuk menjadi orang bertaqwa.
Insya Allah, jika semua ummat Islam yang lurus, bersih dan benar imannya bisa
ikut serta dalam mengantarkan penyelesaian bangsa dengan cara yang jujur, adil,
bijak dan damai, maka insya Allah kita memiliki harapan besar dapat mencapai
kemajuan, keadilan dan kemakmuran untuk semua.