Ilustrasi foto (Ahmad Rais al-hafiz) |
Atorcator.Com - Seperti biasanya menjelang ‘id fitri para perantau seperti saya yang kelahiran pontianak KALBAR tentu disebukkan dengan sebuah tradisi tahunan yaitu mudik, tradisi ini sudah sangat lumrah di masyarakat kita, sebuah tradisi jika tidak dilaksanakan seakan ada yang kurang karena memang id fitri memontum tepat berkumpulnya sanak famili dalam satu titik, ya disamping semua kegiatan para orang tua dan anak libur.
Tradisi yang satu ini membuat tempat seperti bandara, terminal, stasiun dan pelabuhan menjadi padat meskipun tiket tahun ini sangat mahal tidak seperti tahun-tahun sebelumnya tapi karena ingin kumpul dengan keluarga serasa mahalnya tiket tak membuat mundur para pemudik.
Ikhwan, Masih tentang mudik, sebenarnya jika kita mau membuka buku/kitab sejarah Rasulullah, maka sesungguhnya mudik ini bukan hal yang baru terjadi tapi mudik sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah dan beliau sendiri beserta para sahabatnya pernah mudik jauh sebelum masyarakat muslim indonesia melaksanakannya.
Rasulullah mudik ke kampung halamannya makkah tentu atas keinginan beliau sendiri karena memang dari awal saat meninggalkan Makkah menuju madinah Rasulullah sempat menoleh kebelakang melihat kota makkah sambil berkata seandainya bukan karena kondisi yang tidak aman tentu saya tidak akan meninggalkanmu.
Keinginan untuk mudik kekampung halamannya terbawa dalam mimpi, Menurut Imam al-Qurthubi dalam mimpinya Rasulullah masuk ke Makkah, kemudian mimpinya dibenarkan dan dibuktikan oleh Allah swt, Sebagaimana firmannya:
لَّقَدۡ صَدَقَ ٱللَّهُ رَسُولَهُ ٱلرُّءۡيَا بِٱلۡحَقِّۖ لَتَدۡخُلُنَّ ٱلۡمَسۡجِدَ ٱلۡحَرَامَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُءُوسَكُمۡ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَۖ فَعَلِمَ مَا لَمۡ تَعۡلَمُواْ فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَٰلِكَ فَتۡحٗا قَرِيبًا ٢٧
"Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat"
Menurut Imam al-Qurthubi, Rasulullah pulang ke Makkah setelah delapan tahun meninggal kampung halamannya, beliau mudik pada tanggal 20 Ramadhan tahun 8 hijriyah atau bertepatan 632 M. Namun, yang perlu digaris bawahi bahwa Mudiknya Rasulullah beserta para sahabatnya tidak hanya sekadar ingin pulang melepaskan rasa rindu akan kampung halamannya tapi mudiknya Rasulullah memiliki tujuan mulia yaitu pembebasan kota makkah bukan hanya itu, merupakah buah dari mudiknya Rasulullah saw penduduk makkah yang awalnya memusuhi Islam dengan kasar menjadi berbondong-bondong masuk Islam dan berbaiat langsung kepada Rasulullah, sebagaimana Firmannya:
وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِي دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجٗا ٢
Rasulullah Mudik ke Kampung halamannya Makkah kurang lebih 19 hari. Dengan demikian Rasulullah merayakan Id Fitri yang ke 6 dikota makkah, ketika Rasulullah sampai ke kota Makkah pertama yang beliau perlihatkan adalah Akhlak, beliau ingin menunjukkan bahwa Islam agama Rahmatan lil alamin.
Beliau membuka diri terhadap musuh-musuhnya seperti abu Sufyan dan Hindun yang dulu sangat membenci Rasulullah. Selain itu, setelah masyarakat makkah berbondong-bondong masuk Islam, beliau memerintahkan kepada para sahabat untuk mengahancurkan sarana-sarana kemusyrikan seperti berhala, kurang lebih 360 berhala yang dihancurkan sampai berhala yang ada dirumah penduduk makkahpun juga dihancurkan agar kemusyrikan lenyap sampai ke akar-akarnya.
Pristiwa Pulangnya Rasulullah ke Makkah al-Mukarramah penuh dengan pelajaran berharga yang bisa dijadikan teladan bagi para pemudik;
Pertama; Pentingnya menunjukkan Akhlak yang baik pada saat berada dikampung halaman karena memang kebiasaan di masyarakat Akhlak menjadi tolak ukur pertama dalam menilai seseorang baik atau tidak, siapa yang tidak terposa jika melihat orang yang datang dari tempat jauh kemudian ia memperlihatkan Akhlak mulia.
Kedua; Pelajaran lain dari mudiknya Rasulullah ialah hendaknya para pemudik menebar kebaikan, kedamaian, dan ketenteraman dikampung halamannya jangan sampai kedatangannya membuat risuh, resah, dan tidak nyaman bagi kampung halamannya, tentu orang-orang semacam ini tidak akan pernah diharapkan lagi kedatangannya.
Ketiga;Sebagaimana Rasulullah membawa perubahan mulia bagi kampung halamannya, maka para pemudik hendaknya bersikap demikian yaitu membawa perubahan baik terhadap tempat kelahirannya bukan malah menambah keburukan. Membawa perubahan baik tidak harus pegang mic kemudian ceramah namun segala sesuatu yang Allah anugerahkan kepada kita gunakanlah sebagai alat untuk merubah sesuatu yang tidak baik menjadi baik.
- Ahmad Rais al-Hafiz Motivator dan aktivis lembaga tahfiz