Penulis: Moh. Syahri
Editor: Siti Fadilah
Publisher: Syarifah Nur Sya’bana
Ilustrasi foto (Uin.jkt) |
Atorcator.Com - Seorang Quraish
Shihab yang memiliki ilmu dan wawasan luas tentang agama bukan orang
sembarangan. Selain dikenal alim dan pemikir agama yang progresif beliau juga
keturunan habib yaitu Habib Ali bin Abdurrahman dari Hadramaut.
Lantas kenapa orang-orang kok tidak memanggil beliau dengan gelar
habib, Habib Quraish Shihab. Dalam buku Cahaya, Cinta dan Canda
Quraish Shihab, dituliskan ternyata Quraish shihab memang tidak senang
dipanggil Habib dan lebih senang dipanggil Ustaz.
Menurutnya, sebutan ustaz lebih lazim disematkan pada
seseorang yang memiliki rekam jejak pengabdian dan pengamalan ilmu keagamaan.
Sebagai tokoh, tentu beliau tidak ingin terjebak pada gelar yang berat dan
tanggungjawab moralnya luas. Gelar habib memang banyak dipandang sebagai
kelebihan dan kemulian dari seorang tokoh. Namun, tidak sedikit yang bergelar
habib justru kehilangan marwah kehormatannya di tengah masyarakat karena
perbuatannya yang sudah melenceng dari pendahulunya.
Pada tataran stratifikasi sosial memang gelar “Ustaz” banyak
dipandang remeh dan derajatnya sangat jauh dari “habib”. Fakta berbicara, bahwa
ketika seorang habib masuk dalam suatu majelis walaupun hanya bisa memimpin
shalawat dan tahlil dan tidak bisa menyampaikan ilmu agama atau ceramah kepada
masyarakat, tetap akan mendapatkan penghormatan lebih daripada ustaz kampung
yang alim-allamah.
Kenapa bisa demikian?
Secara historis habib memang memiliki keterkaitan genealogis
dengan para pendahulunya. Alim atau tidak, ahli ilmu atau tidak, seorang habib
akan tetap mendapatkan penghormatan masyarakat sepanjang dirinya masih lurus
dijalan para pendahulunya. Sedangkan Ustaz merupakan kategori achieved yang
diperoleh melalui proses pencaharian keilmuan, yang sesuai dengan kompetensi
yang digeluti dan pengalaman keberagamaan yang ditempa oleh waktu dan ruang
yang memadai.
Quraish shihab lebih senang dipanggil ustaz karena merujuk pada guru yang memiliki kompetensi di bidang keagamaan. Dan hal ini, sangat relevan dengan rekam jejak akademis beliau sebagai orang terdidik, dan prestasi akademisnya berjibun yang diperjuangkan selama puluhan tahun yang berkecipung di bidang alquran, baik sebagai hafiz maupun mufassir.
Itulah sosok Quraish Shihab yang tidak ingin bernaung dibawah
panggilan habib untuk menghindari kesombongan dan riya’ (pamer) maupun over
confident daripada harus bergelut dengan panggilan habib.
Wallahu a’lam
Selengkapnya di sini
- Moh. Syahri Founder Atorcator.com | Pernah nyantri di Pondok Pesantren Darul Istiqomah Batuan Sumenep