Ilustrasi foto (Biografiku) |
Penulis: KH. DR. Miftah el-Banjary, MA
Atorcator.Com - Apa yang Anda bayangkan dari dunia Eropa hari ini? Hari ini
Eropa menjadi negara-negara maju dan modern. Namun, tahukah Anda bahwa kemajuan
Eropa hari ini tidak terlepas dari jasa besar kaum muslimin?
Dulu Eropa pernah menjadi daerah penaklukan kaum muslimin.
Wilayah Spanyol, Portugis hingga Prancis pernah menjadi daerah kekuasaan
kekhalifahan Islam sejak dinasti Umawiyah berkuasa.
Sejak khalifah al-Walid bin Abdul Malik berkuasa (705-715 M)
dari dinasti kekhalifahan Umawiyah, kaum muslimin telah melakukan invasi ke
Afrika Utara. Gubernur Musa bin Nusyair yang pertama kali menaklukkan wilayah
Maroko dan al-Jazair.
Berbicara tentang penaklukan Islam di Andalusia, paling tidak
kita akan temukan tiga nama pejuang Islam, yaitu Musa bin Nushair, Tharif bin Malik
dan Thariq bin Ziyad.
Namun, sejarah paling mengesankan adalah penaklukan yang
dilakukan oleh panglima besar Thariq bin Ziyad yang lebih dikenal di Eropa
dengan sebutan Tariq el-Tourtu terhadap selat Gibraltar yang menjadi pembuka
invasi perluasan kekuasan Islam ke wilayah Spanyol hingga bagian selatan
Prancis.
Pada tahun 711 M, Musa bin Nushair; Gubernur di Afrika Utara
mengutus panglima terbaiknya Thariq bin Ziyad untuk menginvansi Andalusia
dengan membawa pasukan 12.000 orang pasukan.
Ketika sampai di Iberia, Thariq bin Ziyad harus berhadapan
dengan Forederick raja Vicigothic Kristen dengan kekuatan yang jauh lebih
besar, yaitu sejumlah 100.000 kekuatan pasukan.
Ada kisah heroik Thariq bin Ziyad yang menyemangati
pasukannya ketika mereka telah berhasil menyeberangi selat Gibraltar. Panglima
besar Islam itu memerintahkan untuk membakar seluruh kapal-kapal yang mereka
tumpangi.
Dengan pidato perangnya yang menggetarkan, Thariq bin Ziyad
berkata:
"Wahai pasukanku! Sekarang kita hanya dihadapkan pada
dua pilihan. Dihadapan kita ada musuh yang akan membunuh kita, dan dibelakang
hanya ada lautan yang tidak akan bisa membuat kalian melarikan diri dari
peperangan ini. Tidak ada pilihan bagi kita, kecuali memenangkan peperangan ini
atau mati menjadi syuhada!"
Peperangan dikobarkan. Meski dengan jumlah pasukan yang jauh
lebih sedikit. Namun akhirnya, dengan pertolongan Allah, peperangan dapat
dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin.
Dibawah komando Panglima Besar Islam Thariq bin Ziyad
berhasil menaklukkan Spanyol pada tanggal 28 Ramadhan 97 H atau 19 Juli 711 M.
Selanjutnya pasukan Islam berhasil menguasai kota-kota
penting di Andalusia- Spanyol seperti: Cordova, Granada, Sevilla dan Toledo.
Kota tersebut kemudian telah berperan memberikan sumbangan
kontribusi besar terhadap perubahan dunia saat ini dengan menghasilkan para
ilmuwan dan penemu sains terbesar dalam sejarah peradaban Islam yang kini
menjadikan Eropa mencapai kemajuannya hingga saat ini.
Di Cordova dan Granada telah didirikan perguruan tinggi dan perpustakaan terbesar setelah Baghdad, sehingga menjadi pusat studi dan ilmu pengetahuan terbesar di zamannya dimana para pelajar Kristen di Eropa berdatangan untuk mempelajari sains dan teknologi di kota-kota wilayah kekuasaan Islam itu.
Ada banyak sumbangan peradaban Islam di Andalusia. Di sana
telah melahirkan sejumlah tokoh-tokoh filsafat besar seperti Ibnu Rusyd, Ibnu
Sina al-Kindi, dan Ibnu Bajjah. Dalam bidang sejarah, lahirnya penemu Ilmu
Sosiologi pertama di dunia, seperti Ibnu Khaldun.
Demikian dalam bidang sains, seperti di bidang astronomi
melahirkan al-Khawarizmi sekaligus seorang ahli matematika yang menemukan angka
Nol (0).
Dalam bidang matematika juga dikenal Yahya bin Ibrahim
an-Naqash yang memperkenalkan angka-angka India, seperti (1,2,3,4 dst),
sehingga bangsa Eropa mengenal angka-ngka tersebut sebagai angka-angka Arab.
Dalam dunia ilmu kedokteran. Dokter Islam pertama, al-Kindi
(809-873 M), telah menulis buku Ilmu Mata yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin menjadi Optics. Selain itu, terkenal pula ar-Razi (865-925 M) yang oleh
orang Barat-Latin disebut Rhazez. Ia mengarang sebuah buku kedokteran berjudul
al-Hawi.
Dokter islam lain yang terkenal adalah Ibnu Sina (Avecinna).
Ia menulis buku yang berjudul al-Qonun fit-Thib, diterjemahkan dalam bahasa
Latin dengan judul Qonun of Medicine dan menjadi buku pegangan
diperguruan-perguruan tinggi selama 30 tahun terakhir dari abad 15.
Buku kedoteran lain Ibn Sina berjudul Materia Medica memuat
kira-kira 760 macam ilmu dipakai pedoman terutama di Barat. Dikatakan oleh
William Osler, bahwa diantara kitab-kitab yang lain, kitab Ibnu Sina lah yang
tetap merupakan dasar ilmu ketabiban untuk masa yang paling lama.
Islam mencapai kejayaannya di Spanyol hampir delapan abad
lamanya. Namun sayangnya, Islam hanya mampu bertahan 800 tahun di sana.
Sejak kekalahan dengan invasi serangan kerajaan Kristen,
Cordova jatuh pada tahun 1238 M dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M.
Raja kristen Ferdinand dan Ratu Isabella berhasil mengusir
kaum muslimin dari Spanyol. Pilihannya hanya ada dua, kembali menjadi Kristen
atau melarikan diri ke Afrika Utara.
Kini Islam di Spanyol hanya tinggal nama, sejarah dan situs
peradabannya saja lagi.
Meski demikian, Islam pernah berjaya dan memberikan
kontribusi dan sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan, sains, teknologi bagi
peradaban kemajuan Barat hari ini.
Ada ungkapan menarik dari para sejarawan dan ulama setelah
kejatuhan Andalusia.
"Faqidna Andalusia, wawajadna Indonesia!"
"Kita telah kehilangan Andalusia, akan tetapi kita telah
menemukan Indonesia!"
Islam masuk dan tersebar di Indonesia pada abad ke-11 hingga
hari ini.
- KH. DR. Miftah el-Banjary, MA Penulis National Bestseller | Dosen | Pakar Linguistik Arab & Sejarah Peradaban Islam | Lulusan Institute of Arab Studies Cairo Mesir