Penulis: Ibnu Kharis
Selasa 16 Juli 2019
Atorcator.Com - Said bin Musayyab merupakan ulama dari kalangan tabiin ahli fikih Madinah. Ia lahir pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, dan konon pernah menjadi murid khalifah ke-2 tersebut.
Salah satu istikamah yang dilakukan Said bin Musayyab adalah salat berjamaah selama empat puluh tahun. Bukan hanya itu, tabiin yang wafat pada tahun 75 Hijriah ini selama tiga puluh tahun itu sudah berada di dalam masjid saat muazin mengumandangkan azan. Artinya, ia mendatangi masjid itu selalu di awal waktu. Hal ini sebagaimana diceritakan al-Dzahabi dalam Siyar A‘lam al-Nubala.
Karena istikamah yang dilakukannya itu, mungkin Allah memberikan kelebihan pada Said bin Musayyab. Syekh Hibatullah dalam Jāmi‘ Karāmāt al-Auliyā’ meriwayatkan sebuah cerita berikut:
Anda melihatku dalam malam-malamku yang panas. Tidak ada seseorang pun yang berada di masjid Rasulullah saw. kecuali aku. Setiap kali waktu salat tiba, aku pun mendengar azan dari kuburan, kemudian terdengar ikamah, dan aku pun salat. Masyarakat Syam pun memasuki masjid Rasulullah saw. berbondong-bondong sambil bergumam satu sama lain, “Coba kalian lihat kakek gila ini.”
Selengkapnya di sini
Selasa 16 Juli 2019
Foto: BincangSyariah |
Salah satu istikamah yang dilakukan Said bin Musayyab adalah salat berjamaah selama empat puluh tahun. Bukan hanya itu, tabiin yang wafat pada tahun 75 Hijriah ini selama tiga puluh tahun itu sudah berada di dalam masjid saat muazin mengumandangkan azan. Artinya, ia mendatangi masjid itu selalu di awal waktu. Hal ini sebagaimana diceritakan al-Dzahabi dalam Siyar A‘lam al-Nubala.
Karena istikamah yang dilakukannya itu, mungkin Allah memberikan kelebihan pada Said bin Musayyab. Syekh Hibatullah dalam Jāmi‘ Karāmāt al-Auliyā’ meriwayatkan sebuah cerita berikut:
لقد رأيتني في ليالي الحرة وما في مسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم أحد غيري وما يأتي وقت صلاة إلا سمعت الأذان من القبر ثم أقيم فأصلي وإن أهل الشام ليدخلون المسجد زمرا فيقولون انظروا إلى هذا الشيخ المجنون
Anda melihatku dalam malam-malamku yang panas. Tidak ada seseorang pun yang berada di masjid Rasulullah saw. kecuali aku. Setiap kali waktu salat tiba, aku pun mendengar azan dari kuburan, kemudian terdengar ikamah, dan aku pun salat. Masyarakat Syam pun memasuki masjid Rasulullah saw. berbondong-bondong sambil bergumam satu sama lain, “Coba kalian lihat kakek gila ini.”
Selengkapnya di sini
- Ibnu Kharish Peneliti el-Bukhari institute