Penulis: Romli
Jumat 30 Agustus 2019
Atorcator.Com - Islam sebagai agama yang rahmatan
lil alamin tidak saja mengatur
masalah ubudiyah semata. Akan tetapi Islam mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia pada khususnya secara komprehensif, diantaranya masalah
ekonomi -tentang bagaimana cara bermuamalah yang syar'i. Karena muamalah
dalam Islam prinsipnya adalah win-win atau asas keadilan atau sama-sama
untung dan untung bersama.
Islam juga mengajarkan bagaimana
agar manusia memanfaatkan haknya di dunia secara maksimal tanpa mengabaikan kelestariannya.
Karena disadari atau tidak disadari dunia adalah media atau jembatan menuju
akhirat. Sebagaimana yang tertuang dalam hadis dari Anas bin Malik berikut:
عن أنس " ليس بخيركم من ترك دنياه لأخرته ولا أخرته لدنياه حتى يصيب
منهما جميعا فإن الدنيا بلاغ إلى الأخرة ولا تكونوا كلا على الناس".( إرشاد
العباد إلى سبيل الرشاد : 73 ).
Dari Anas (Nabi bersabda) “Bukanlah
orang terbaik di antara kalian seseorang yang meninggalkan urusan dunianya demi
urusan akhiratnya dan bukan pula seseorang meninggalkan urusan akhiratnya demi
urusan dunianya, sehingga dia mendapatkan keduanya secara bersamaan. Sungguh
dunia itu sarana menuju akhirat. Dan jangan sekali-kali kalian membebani orang
lain”.
Hadis di atas memberikan wejangan
kepada manusia khususnya kepada kaum muslimin dan muslimat agar supaya antara
urusan dunia dan urusan akhirat harus proporsional. Karena bagaimanapun, dunia
adalah jembatan bagi manusia menuju akhirat, sekalipun janin yang gugur dari rahim
seorang ibu, sebab proses penciptaannya melalui perantara keduniawian.
Berkaitan dengan itu, para ulama muhaqqiqin
dalam kitab Irsyadul Ibad (h-73)
mengatakan bahwasanya ada tiga profesi yang diutamakan dalam Islam. Adapun tiga
profesi tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, profesi sebagai petani. Mungkin sebagian
orang menganggap bahwa selera Islam itu rendah yang menempatkan pekerjaan
petani di barisan terdepan, karena tani identik dengan pekerjaan miskin kotor dan
sebagainya. Padahal orang bertani di samping pekerjaan yang menyehatkan juga mengedepankan
kesabaran, kesederhanaan dan ke- tawakkalan atau kepasrahan kepada Allah
SWT.
Menurut hemat penulis, pekerjaan
sebagai petani merupakan pekerjaan yang mulia, karena selama manusia hidup
pasti dia membutuhkan makan. Makanan itulah hasil petani, seperti padi, sayur
dan buah-buahan untuk memenuhi asupan gizi yang lengkap. Pegawai kantoran boleh
bangga akan profesinya, pejabat pun boleh bangga dengan pangkatnya, tetapi
ingat makanan mereka bukan kertas melainkan nasi hasil jerih payah sang petani.
Tani tidak selamanya kotor, berat
dan miskin. Pada kenyataanya di Indonesia banyak petani-petani sukses yang income
-nya cukup fantastis. Di antara sekian banyak petani yang sukses itu adalah Adi
Pramudya yang bertani komoditas rempah yang omzetnya mencapai 1,5 M.
dalam waktu yang relatif singkat. Dan masih banyak lagi petani-petani sukses
lainnya.
Teknologi boleh maju tetapi petani
harus dapat perhatian pemerintah. Petani harus diberikan ruang gerak tanpa ada
intimedasi dari penguasa. Jika tidak, maka Allah akan melaknatnya. Sebagaimana
firman Allah dalam surat Ar- Rum yang artinya sebagai berikut:
“telah nampak kerusakan di darat
dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali
(ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum :41).
Indonesia sebagai negara agraris masih
membutuhkan impor beras dari luar negeri. Sungguh ini menjadi hal yang memprihatinkan.
Kedua, industri. Industri sebetulnya sudah
ada sejak puluhan bahkan ratusan abad yang lalu. Bagaimana tidak, Nabi Daud alaihi
salam sudah pandai membuat baju perang dari besi.
Sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Ambiya' ayat 80 yang artinya:
“ Dan telah kami ajarkan kepada Daud
membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperangan, maka
hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)” (QS. Surat Al-Ambiya’: 80).
Ini bukti bahwa industri merupakan
suatu pekerjaan yang utama dalam Islam. Industri mengajarkan manusia untuk
selalu bekerja keras dan mengasah kemampuan dan kreatifitas. Islam tidak
menginginkan umatnya hanya berpangku tangan mengandalkan orang lain, dan Islam
juga melaknat umatnya yang suka mengambil hak orang lain.
Harta ataupun makanan hasil keringat
sendiri itu lebih baik. Paling baiknya rezeki adalah yang diperoleh melalui pekerjaan dan kemampuannya sendiri. Sebagaimana
dalam sebuah hadis berikut:
وأحمد والبخارى عن المقداد" ما أكل أحد طعاما خيرا من أن يأكل من
عمل يده" (إرشاد العباد: 72 )
(Dari) Ahmad dan Bukhari dari Miqdad “ seseorang memakan makanan lebih
baik memakan makanan hasil dari pekerjaan tangannya (sendiri).
Oleh karena itu, marilah kita
songsong era industri 4.0 dengan meningkatkan SDM. Sebab jika tidak maka tidak menutup
kemungkinan kita sebagai kaum milenial akan tergilas oleh zaman.
Ketiga, profesi sebagai
pedagang. Nabi Muhammad sudah mengajarkan berniaga kepada umatnya. Yaitu barang
milik Sayyidetina Khadijah as. sebelum beliau menikahinya.
Berdagang masuk pada profesi yang
utama dalam Islam. Sebagaimana sabda Nabi berikut:
(أخرج) أحمد والطبرانى عن
أبى بردة بن نيار قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أفضل الكسب بيع مبرور
وعمل الرجل بيده (إرساد العباد : 72)
(Mengeluarkan) Ahmad dan At-Thabrani
dari Abi Bardah bin Niyar dia berkata: Rasalullah shallallahu alaihi wasalam
bersabda: paling utamanya profesi adalah jual beli yang baik dan pekerjaan
seorang laki-laki dengan tangannya sendiri.
Ini membuktikan bahwa businessman
atau pembisnis dan interpreneour atau pengusaha merupakan salah satu
profesi yang utama dalam Islam, tinggal bagaimana praktik di lapangan apa sudah
sesuai dengan tuntunan Islam atau tidak. Dan tentu income yang
didapatkan juga sangat menggiurkan.
Sebagai kaum milenial kita harus
peka terhadap perubahan zaman. Perubahan yang semakin maju.
Semua orang pasti menginginkan
kemajuan. Kemajuan identik dengan kemewahan dan akses-akses yang semakin mudah,
independen dan sebagainya.
Di penghujung zaman ini uang menjadi
prioritas. Tanpa adanya uang manusia tidak berdaya. Semua urusan dihitung
dengan uang alias UUD (Ujung Ujung Duit).
Nabi bersabda dalam sebuah hadis:
أخرج الطبرانى عن المقداد: إذا كان فى أخر الزمان لا بد لناس فيها من
الدراهم والدنانير يقين الرجل بها دينه ودنياه (إرشاد العباد : 72)
Mengeluarkan At-Tabrani dari Miqdad:
ketika akhir zaman sudah tiba maka manusia butuh dirham dan dinar untuk
sekedar menunaikan agama dan dunianya.
Namun yang sangat perlu diperhatikan
adalah bahwa tempatnya dunia adalah di genggaman sementara akhirat adalah di
hati. Sebaik-baik orang kaya adalah orang menempatkan hartanya di tangannya,
bukan di hati dan otaknya. Sebaliknya sejelek-jelek orang miskin adalah orang
yang hatinya dipenuhi dengan keinginan yang bersifat keduniawian yang tak
berujung.
Keterangan di atas diambil dari kitab
Irsyadul Ibad ilaa sabili Ar-Rosyad halaman 73:
أفضل المكاسب التجارة وقال بعض المحقيقن أفضلها الزراعة ثم الصناعة ثم
التجارة
Paling utamanya profesi atau
pekerjaan adalah bidang perdagangan. Dan sebagian ulama’ muhaqqiqin mengatakan paling
utamanya profesi adalah bidang pertanian kemudia industri kemudian perdagangan.
- Romli Santri pondok Pesantren Darul Istiqomah Batuan Sumenep