Penulis: Redaksi
Ahad 15 September 2019
Atorcator.Com - Pada acara tahlil dan doa 40 hari wafatnya Mbah Maimoen Zubair hadir sejumlah ulama terkemuka, diantaranya Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan. Kehadiran beliau di sarang langsung diminta keluarga untuk memberikan mauidzah kepada tamu dan para santri.
Habib Lutfi bin Yahya merasa kehilangan sosok yang untuk sementara waktu sulit untuk mencari penggantinya. Beliau juga mengimbau di peringatan 40 harinya Mbah Moen bukan sekadar kita tahlil, dengan bekal 40 hari atau 100 hari tapi harus bisa membawa ajaran beliau kedepan untuk menghadapi tantangan dan perkembangan zaman.
Beliau juga mengingatkan kita semua atas perjuangan ulama terdahulu yang sekarang kita merasakan enaknya saja, mendapatkan enaknya dari pencinta ulama kita terdahulu. Hal ini disampaikan dengan nada yang cukup menggebu-gebu dan wajah yang begitu ikhlas mengingatkan kita.
"Dan Bagaimana auliya-auliya terdahulu bagaimana para beliau-beliau merintis diteruskanlah pewaris wali sembilan, mengajarkan arkanul wudu' mubtilatul wudu' arkanus shalat mubtilatus shalat, nawaqidul wudu' d dan memberikan contoh-contoh kiai-kiai kita di pegunungan tidak cukup itu saja bagaimana beliau merintis membawa beliau murid-muridnya dengan tenaganya sendiri, dengan ongkosnya sendiri dengan keuangannya sendiri bahkan santri yang ikut beliau tidak pernah mendapatkan sangu dari kedua orang tuanya dijamin ditanggung oleh para ulama kita, dikenalkan kepada para ulama, dikenalkan kepada para habaib" ungkapnya kepada para hadirin yang hadir
Mengingatkan kita bahwa betapa kita hanya tinggal dicintai dengan keberkahan perjuangan ulama terdahulu. Merasakan nyamannya saja dengan perjuangan ulama terdahulu.
"Jasa siapa itu semua, jasa dari bagian Mbah Maimoen Mbah Maimoen, tapi sekarang kemana Mbah Maimoen Mbah Maimoen itu tanggungjawab kita bersama untuk membangkitkan berapa ribu Mbah Maimoen Mbah Maimoen supaya hidup di Indonesia ini menjadi penenang ummat, menjadi penyejuk ummat dan seterusnya dan seterusnya" tambahnya sambil menutup ceramahnya.
Ahad 15 September 2019
Ilustrasi: Hasil Screnshot Youtube PP Al-Anwar |
Habib Lutfi bin Yahya merasa kehilangan sosok yang untuk sementara waktu sulit untuk mencari penggantinya. Beliau juga mengimbau di peringatan 40 harinya Mbah Moen bukan sekadar kita tahlil, dengan bekal 40 hari atau 100 hari tapi harus bisa membawa ajaran beliau kedepan untuk menghadapi tantangan dan perkembangan zaman.
Beliau juga mengingatkan kita semua atas perjuangan ulama terdahulu yang sekarang kita merasakan enaknya saja, mendapatkan enaknya dari pencinta ulama kita terdahulu. Hal ini disampaikan dengan nada yang cukup menggebu-gebu dan wajah yang begitu ikhlas mengingatkan kita.
"Dan Bagaimana auliya-auliya terdahulu bagaimana para beliau-beliau merintis diteruskanlah pewaris wali sembilan, mengajarkan arkanul wudu' mubtilatul wudu' arkanus shalat mubtilatus shalat, nawaqidul wudu' d dan memberikan contoh-contoh kiai-kiai kita di pegunungan tidak cukup itu saja bagaimana beliau merintis membawa beliau murid-muridnya dengan tenaganya sendiri, dengan ongkosnya sendiri dengan keuangannya sendiri bahkan santri yang ikut beliau tidak pernah mendapatkan sangu dari kedua orang tuanya dijamin ditanggung oleh para ulama kita, dikenalkan kepada para ulama, dikenalkan kepada para habaib" ungkapnya kepada para hadirin yang hadir
Mengingatkan kita bahwa betapa kita hanya tinggal dicintai dengan keberkahan perjuangan ulama terdahulu. Merasakan nyamannya saja dengan perjuangan ulama terdahulu.
"Jasa siapa itu semua, jasa dari bagian Mbah Maimoen Mbah Maimoen, tapi sekarang kemana Mbah Maimoen Mbah Maimoen itu tanggungjawab kita bersama untuk membangkitkan berapa ribu Mbah Maimoen Mbah Maimoen supaya hidup di Indonesia ini menjadi penenang ummat, menjadi penyejuk ummat dan seterusnya dan seterusnya" tambahnya sambil menutup ceramahnya.