Penulis: Moh. Syahri
Senin 28 Oktober 2019 07: 49
Dalam sebuah pengajian Gus Baha' bercerita tentang seorang kiai Jawa Timur yang alim. Namun, Sebelum masuk pada cerita itu Gus Baha' dengan ciri khasnya ketika ceramah "mengutarakan" atau "ini penting saya utarakan" adalah hal yang memang penting untuk kita cermati dan perhatikan betul.
Gus Baha' menceritakan seorang kiai alim asal Jawa timur yang masih keluarga. Beliau mau ngirim atau jenguk anaknya ke sarang, kebetulan anaknya mondok di sarang, ketika ia mau pulang anaknya malah disuruh dicari hutangan, mungkin untuk ongkos pulang. Padahal, kata Gus Baha', ia menjenguk anaknya itu awalnya bawa uang.
Usut punya usut, lanjut Gus Baha' bercerita "Melihat penjual kacang di bis dibeli karena kasihan, melihat penjual mainan juga dibeli karena kasihan penjualnya orang tua, wal hasil, duitnya habis dan tak tersisa, tapi ia bawa mainan, bawa kacang, kasihan katanya".
"Sama-sama belanja, dan niatnya ingin menyebarkan rahmat-Nya Allah" ungkapnya.
Kemudian Gus Baha' bercerita berdasarkan pengalaman pribadinya pernah melakukan hal yang sama walaupun katanya bukan skala ekstrim.
"Sampai sekarang anak saya mulai dari TK, SD saya kasih uang jajan terus, bahkan kadang saya belikan jajan yang anak saya tidak suka dan tidak doyan. Dulu Ibunya marah, "nggak dimakan kok dibeli Gus ?" Walaupun tidak dimakan penjualnya senang kok, butuhnya penjual itu hanya ingin laris saja, tidak ada urusan dimakan apa tidak". Jawab Gus Baha'
Kemudian Gus Baha'menjelaskan bahwa kadang-kadang orang yang dikasih uang langsung itu malu nggak punya harga diri, makanya ada yang lewat jual beli. Banyak ulama yang boros tapi niatnya menyebar rahmat.
Moh. Syahri Santri Pondok Pesantren Darul Istiqomah Batuan Sumenep Madura
Senin 28 Oktober 2019 07: 49
Gus Baha' |
Dalam sebuah pengajian Gus Baha' bercerita tentang seorang kiai Jawa Timur yang alim. Namun, Sebelum masuk pada cerita itu Gus Baha' dengan ciri khasnya ketika ceramah "mengutarakan" atau "ini penting saya utarakan" adalah hal yang memang penting untuk kita cermati dan perhatikan betul.
Gus Baha' menceritakan seorang kiai alim asal Jawa timur yang masih keluarga. Beliau mau ngirim atau jenguk anaknya ke sarang, kebetulan anaknya mondok di sarang, ketika ia mau pulang anaknya malah disuruh dicari hutangan, mungkin untuk ongkos pulang. Padahal, kata Gus Baha', ia menjenguk anaknya itu awalnya bawa uang.
Usut punya usut, lanjut Gus Baha' bercerita "Melihat penjual kacang di bis dibeli karena kasihan, melihat penjual mainan juga dibeli karena kasihan penjualnya orang tua, wal hasil, duitnya habis dan tak tersisa, tapi ia bawa mainan, bawa kacang, kasihan katanya".
"Sama-sama belanja, dan niatnya ingin menyebarkan rahmat-Nya Allah" ungkapnya.
Kemudian Gus Baha' bercerita berdasarkan pengalaman pribadinya pernah melakukan hal yang sama walaupun katanya bukan skala ekstrim.
"Sampai sekarang anak saya mulai dari TK, SD saya kasih uang jajan terus, bahkan kadang saya belikan jajan yang anak saya tidak suka dan tidak doyan. Dulu Ibunya marah, "nggak dimakan kok dibeli Gus ?" Walaupun tidak dimakan penjualnya senang kok, butuhnya penjual itu hanya ingin laris saja, tidak ada urusan dimakan apa tidak". Jawab Gus Baha'
Kemudian Gus Baha'menjelaskan bahwa kadang-kadang orang yang dikasih uang langsung itu malu nggak punya harga diri, makanya ada yang lewat jual beli. Banyak ulama yang boros tapi niatnya menyebar rahmat.
Moh. Syahri Santri Pondok Pesantren Darul Istiqomah Batuan Sumenep Madura