Penulis:Andi Rosita Dewi
Sabtu 12 Oktober 2019
Atorcator.Com - Siapa yang tidak tahu sosok Abu
Nawas, tokoh yang terkenal dari cerita 1001
Malam ini dikenal karena kejenakaan serta kecerdasannya. Berbagai
kisah tentangnya telah tersebar ke penjuru dunia. Hal ini menimbulkan
pertanyaan di benak masyakarat tentang keberadaan Abu Nawas di dunia nyata.
Bahkan beberapa netizen saling berdebat bahwa Abu Nawas hanyalah tokoh dari
cerita fiksi yang tidak pernah ada di dunia nyata.
Seperti yang dituliskan dibuku
Philip E Kennedy yang berjudul Abu Nawas A Genius of Poetry, siapa sangka
ternyata Abu Nawas pernah hidup di dunia nyata. Abu Nawas memiliki nama lengkap
Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami, seorang pria yang lahir di Persia pada 145
Hijriah atau 756 Masehi.
Ayah Abu Nawas adalah seorang
anggota legiun militer Marwan II. Tumbuh remaja, Abu Nawas harus menghadapi
kenyataan bahwa ayahnya meninggal di medan perang dan dia menjadi yatim. Abu
Nawas lalu dikirim ke Bashrah, Irak, untuk menempuh pendidikan.
Abu Nawas bahkan sempat menduduki
posisi gemilang sebagai penyair
berbakat di Arab. Bersama Abu Zaid al-Anshari dan Abu Ubaidah, dia
melakukan perjalanan ke berbagai negara guna memperhalus bahasa arabnya dan
menambah pengetahuannya. Dia bahkan dekat dengan berbagai bangsawan di Baghdad.
Sedari kecil Abu Nawas sudah menjadi
anak yang cerdas dan pada akhirnya dia menunjukkan kemampuan sastranya yang
luar biasa. Dia berkumpul bersama penyair-penyair hebat dan mulai berkarya.
Namun karena ulahnya yang membaca
puisi yang menyinggung khalifah, akhirnya Abu
Nawas dipenjara. Hidupnya setelah itu tidak menentu. Pada akhirnya Abu
Nawas ditemukan meninggal dunia pada tahun 814 Masehi dan dimakamkan di Syunizi.
Abu Nawas meninggal dalam keadaan tragis karena dianiaya oleh keluarga
bangsawan yang iri terhadap kemampuannya.
Kisah jenaka yang selalu ditampilan
di setiap peran Abu Nawas dicerita 1001 Malam merupakan berbagai pengalaman
hidup yang pernah dialami oleh Abu Nawas. Dia tidak pernah ingin menuliskan
kisah hidupnya dengan berurai air mata, makanya gaya bahasa jenaka menjadi
pilihannya.[Brilio]