Penulis: Nur Romdlon
Rabu 16 Oktober 2019
Atorcator.Com - Suatu hari Raja Harun al Rasyid berbicara di depan
rakyatnya, "Setelah menghadiri shalat Jumat besok kalian jangan pulang ke
rumah, saya akan membuat pengumuman yang sangat penting."
Orang-orang yang hadir pun saling kasak-kusuk mencari tahu
pengumuman apa yang akan diberikan oleh Raja Harun al Rasyid. Kegaduhan terjadi
hingga akhirnya Raja Harun al Rasyid melanjutkan pengumumannya.
"Tempat di sekitar masjid kita ini sudah sangat ribut.
Jadi saya akan memindahkan masjid kita ke lokasi lain. Siapa pun yang dapat
memindahkan masjid ini akan saya beri hadiah sekarung emas."
Tak seorang pun yang mengajukan dirinya menyanggupi
permintaan Baginda Raja hingga Raja mengulangi pengumumannya beberapa kali.
Harun al Rasyid memandang para rakyat yang datang. Ia menyisir mereka dengan
matanya. Hingga akhirnya pandangannya terhenti pada sosok yang ia cari-cari.
"Abu Nawas, bagaimana denganmu?" tanya Raja Harun
al Rasyid. Abu Nawas terkejut, tapi akhirnya ia menjawab, "Saya akan
memindahkan masjid, tapi saya punya satu syarat, Baginda."
"Apa itu? katakanlah!" jawab Baginda Raja.
"Sebelum saya memindahkan masjid ini Jumat depan, Baginda harus mengadakan
pesta makan untuk kami," terang Abu Nawas.
Semua orang yang hadir terdiam. Mereka heran dan berpikir
bagaimana bisa Abu Nawas menerima permintaan Baginda Raja Harun al Rasyid untuk
memindahkan masjid ini. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana bisa seorang
pria dapat mengangkat dan membawa sebuah masjid besar dari satu tempat ke
tempat lainnya.
Hari yang ditunggu pun datang. Semua orang berkumpul di
depan masjid. Mereka baru selesai menunaikan shalat Jumat. Mereka lalu
mengikuti pesta yang menjadi syarat Abu Nawas itu. Selesai pesta dilakukan,
mereka yang hadir menanti apa yang akan dilakukan Abu Nawas.
"Abu Nawas, kini saatnya kau melakukan
pekerjaanmu!" kata Raja Harun al Rasyid. "Kalian semua akan
menyaksikan sesuatu yang luar biasa hari ini. Abu Nawas akan memindahkan masjid
ke tempat yang baru," kata Raja Harun al Rasyid.
"Baik Baginda, masjid ini akan saya pikul di pundak
saya," kata Abu Nawas.
Orang-orang yang hadir pun terdiam, mereka menanti dengan
penasaran apa yang akan dilakukan Abu Nawas. Abu Nawas melangkah ke depan,
menuju orang-orang yang ada di hadapannya. Di berhenti, membungkuk, mengangkat
celana panjangnya kemudian menggulung lengan kemejanya, lalu dia berjalan ke
masjid. Ratusan orang, termasuk baginda Raja Harun al Rasyid, mengikutinya.
Ketika Abu Nawas sampai di sisi masjid, dia berhenti dan
bergumam tanpa suara. Abu Nawas lalu berjalan lagi mendatangi orang-orang yang
mengelilinginya dan berkata, "Saudara-saudaraku, biasanya ketika saya
membawa sesuatu yang berat, saya akan meminta seseorang untuk meletakkannya di
atas pundakku. Masjid ini sangat berat, jadi tolong bantu saya untuk mengangkat
dan meletakkannya di atas pundakku."
Semua orang yang hadir tekejut. Mereka saling berpandangan
tanpa mengeluarkan suara. "Tuan-tuanku, jumlah kalian sanggat banyak,
seluruhnya lebih dari dua ratus orang. Kalian baru saja mengadakan pesta besar,
kalian harusnya kuat. Tolong bantu saya mengangkat masjid ini ke
pundakku."
Seorang warga pun berkata, "Abu, apa kau gila? Kami
tidak akan dapat mengangkatnya!" Orang-orang lainnya secara bergantian juga
menyerukan hal yang sama.
"Baginda, bukan salahku tidak memindahkan masjid,
orang-orang tidak mau membantuku dengan mengangkatkan masjid ini ke
pundakku," kata Abu Nawas kepada Harun al Rasyid.
Raja pun tersenyum masam ketika mendengar kata-kata Abu
Nawas. Tapi ia memberikan acungan jempol atas cara yang digunakan Abu Nawas
untuk berkelit. [Brilio]