Penulis : Rudi S Kamri
Jumat 19 Oktober 2019
Atorcator.Com - Mungkin seluruh rakyat Indonesia bahkan pejabat negara tidak menyadari bahwa Sabtu, 12 Oktober 2019 ada seorang pejuang kemanusiaan yang bernama Suhendra Hadikuntono yang bekerja dalam senyap telah mencegah terjadinya konflik politik dan sosial antara Pemerintah Pusat dengan rakyat Nangroe Aceh Darussalam. Tentu saja kalau konflik ini tidak dicegah Suhendra, ujungnya pasti akan terjadi konflik bersenjata yang berpotensi memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Ceritanya begini. Elite politik dan rakyat Aceh geram bukan kepalang kepada Pemerintah Pusat karena tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) memanggil Muzakir Manaf mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk dimintai keterangan suatu kasus yang sebenarnya sudah ditutup rapat. Seperti kita tahu dalam perjanjian Helsinki Agustus 2005 salah satunya memuat bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menutup rapat kasus atau konflik lama yang pernah terjadi antara Pemerintah Indonesia dan GAM. Bahkan berdasarkan perjanjiannya Helsinki semua milisi GAM telah mendapatkan amnesti.
Upaya Komnas HAM atau siapapun yang menjadi inisiator pemanggilan tokoh yang sangat dihormati di Aceh tersebut seolah mengoyak luka lama. Dan tentu saja hal ini membuat tensi politik di Aceh mulai dari Wali Nanggroe Aceh serta elite politik di Aceh meningkat dengan tajam. Mereka beranggapan Pemerintah Pusat tidak mempunyai komitmen untuk mematuhi kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Dalam menyikapi konflik yang berpotensi memburuk ini, tampillah tokoh bangsa Suhendra Hadikuntono meredam gejolak yang terjadi dan meyakinkan semua elemen pemimpin dan elit politik di Aceh bahwa tindakan Komnas HAM tersebut salah dan bukan merupakan sikap resmi pemerintah pusat. Karena Suhendra terlahir mempunyai bakat dan pengetahuan teknik intelijen yang mumpuni, akhirnya semua terselesaikan dengan baik dan semuanya dilakukan dalam senyap. Suhendra Hadikuntono telah mencegah terjadinya pertumpahan darah di negeri ini.
Inisiatif Suhendra Hadikuntono dalam mempertahankan rajutan Sabuk Nusantara sebelumnya juga tidak kalah heroik. Untuk membantu Pemerintah meredam gejolak di Papua, Suhendra menggagas ide program "Memeluk Papua dengan Sepak Bola". Program ini merupakan inisiatif murni dari seorang Suhendra Hadikuntono bahkan beliau berniat menanggung seluruh biaya yang timbul dari realisasi program kemanusiaan tersebut.
Secara garis besar program tersebut adalah mengajak mantan pemain timnas Indonesia yang berasal dari Papua dan Indonesia Timur seperti Rully Nere, Johanes Auri dan lain-lain untuk membagi ribuan bola kepada masyarakat Papua sekaligus mengadakan coaching clinic sepak bola kepada talenta muda di Papua. Pada saat program tersebut dipresentasikan di hadapan Presiden Joko Widodo, Presiden sangat tertarik dan sangat menyetujui. Bahkan Presiden berkeinginan untuk terlibat langsung dalam program inisiatif murni masyarakat tersebut.
Program kemanusiaan yang digagas oleh Suhendra tersebut merupakan program kemanusiaan yang brilian dan menyentuh. Program ini berpotensi akan mengubah secara total perspektif masyarakat Papua terhadap Indonesia dan saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air.
Naluri intelijen kawakan yang dimiliki oleh Suhendra Hadikuntono selalu diimplementasikan secara cermat, detail dan efektif tapi selalu mempunyai output yang maksimal bagi bangsa dan negara. Dan yang luar biasa semuanya dilakukan dengan gerakan senyap dan mandiri. Melalui jaringan yang dimiliki, Suhendra bisa dengan mudah memetakan masalah dan membuat analisis intelijen yang komprehensif dan ujungnya hasil yang efektif.
"Saya hanya ingin Sabuk Nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke serta dari Miangas sampe Pulau Rote tidak terkoyak sedikitpun. Segala sumber daya yang saya miliki akan saya kerahkan untuk membentengi agar jalinan Sabuk Nusantara tetap utuh tidak tercerai-berai", kata Suhendra.
Indonesia harus bangga mempunyai tokoh bangsa yang begitu peduli dan brilian seperti Suhendra Hadikuntono. Dan akan lebih berhasil guna untuk kemaslahatan bangsa dan negara apabila figur rendah hati seperti Suhendra Hadikuntono ditarik sebagai pembantu Presiden Jokowi di bidang intelijen negara. Negara sangat membutuhkan racikan kerja dalam senyap dari seorang Suhendra Hadikuntono. [Source: Facebook Rudi S Kamri]
Jumat 19 Oktober 2019
Atorcator.Com - Mungkin seluruh rakyat Indonesia bahkan pejabat negara tidak menyadari bahwa Sabtu, 12 Oktober 2019 ada seorang pejuang kemanusiaan yang bernama Suhendra Hadikuntono yang bekerja dalam senyap telah mencegah terjadinya konflik politik dan sosial antara Pemerintah Pusat dengan rakyat Nangroe Aceh Darussalam. Tentu saja kalau konflik ini tidak dicegah Suhendra, ujungnya pasti akan terjadi konflik bersenjata yang berpotensi memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Ceritanya begini. Elite politik dan rakyat Aceh geram bukan kepalang kepada Pemerintah Pusat karena tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) memanggil Muzakir Manaf mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk dimintai keterangan suatu kasus yang sebenarnya sudah ditutup rapat. Seperti kita tahu dalam perjanjian Helsinki Agustus 2005 salah satunya memuat bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menutup rapat kasus atau konflik lama yang pernah terjadi antara Pemerintah Indonesia dan GAM. Bahkan berdasarkan perjanjiannya Helsinki semua milisi GAM telah mendapatkan amnesti.
Upaya Komnas HAM atau siapapun yang menjadi inisiator pemanggilan tokoh yang sangat dihormati di Aceh tersebut seolah mengoyak luka lama. Dan tentu saja hal ini membuat tensi politik di Aceh mulai dari Wali Nanggroe Aceh serta elite politik di Aceh meningkat dengan tajam. Mereka beranggapan Pemerintah Pusat tidak mempunyai komitmen untuk mematuhi kesepakatan yang telah disetujui bersama.
Dalam menyikapi konflik yang berpotensi memburuk ini, tampillah tokoh bangsa Suhendra Hadikuntono meredam gejolak yang terjadi dan meyakinkan semua elemen pemimpin dan elit politik di Aceh bahwa tindakan Komnas HAM tersebut salah dan bukan merupakan sikap resmi pemerintah pusat. Karena Suhendra terlahir mempunyai bakat dan pengetahuan teknik intelijen yang mumpuni, akhirnya semua terselesaikan dengan baik dan semuanya dilakukan dalam senyap. Suhendra Hadikuntono telah mencegah terjadinya pertumpahan darah di negeri ini.
Inisiatif Suhendra Hadikuntono dalam mempertahankan rajutan Sabuk Nusantara sebelumnya juga tidak kalah heroik. Untuk membantu Pemerintah meredam gejolak di Papua, Suhendra menggagas ide program "Memeluk Papua dengan Sepak Bola". Program ini merupakan inisiatif murni dari seorang Suhendra Hadikuntono bahkan beliau berniat menanggung seluruh biaya yang timbul dari realisasi program kemanusiaan tersebut.
Secara garis besar program tersebut adalah mengajak mantan pemain timnas Indonesia yang berasal dari Papua dan Indonesia Timur seperti Rully Nere, Johanes Auri dan lain-lain untuk membagi ribuan bola kepada masyarakat Papua sekaligus mengadakan coaching clinic sepak bola kepada talenta muda di Papua. Pada saat program tersebut dipresentasikan di hadapan Presiden Joko Widodo, Presiden sangat tertarik dan sangat menyetujui. Bahkan Presiden berkeinginan untuk terlibat langsung dalam program inisiatif murni masyarakat tersebut.
Program kemanusiaan yang digagas oleh Suhendra tersebut merupakan program kemanusiaan yang brilian dan menyentuh. Program ini berpotensi akan mengubah secara total perspektif masyarakat Papua terhadap Indonesia dan saudara-saudaranya sebangsa dan setanah air.
Naluri intelijen kawakan yang dimiliki oleh Suhendra Hadikuntono selalu diimplementasikan secara cermat, detail dan efektif tapi selalu mempunyai output yang maksimal bagi bangsa dan negara. Dan yang luar biasa semuanya dilakukan dengan gerakan senyap dan mandiri. Melalui jaringan yang dimiliki, Suhendra bisa dengan mudah memetakan masalah dan membuat analisis intelijen yang komprehensif dan ujungnya hasil yang efektif.
"Saya hanya ingin Sabuk Nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke serta dari Miangas sampe Pulau Rote tidak terkoyak sedikitpun. Segala sumber daya yang saya miliki akan saya kerahkan untuk membentengi agar jalinan Sabuk Nusantara tetap utuh tidak tercerai-berai", kata Suhendra.
Indonesia harus bangga mempunyai tokoh bangsa yang begitu peduli dan brilian seperti Suhendra Hadikuntono. Dan akan lebih berhasil guna untuk kemaslahatan bangsa dan negara apabila figur rendah hati seperti Suhendra Hadikuntono ditarik sebagai pembantu Presiden Jokowi di bidang intelijen negara. Negara sangat membutuhkan racikan kerja dalam senyap dari seorang Suhendra Hadikuntono. [Source: Facebook Rudi S Kamri]