Penulis : Itsnan Hidayat
Jumat 29 Nopember 2019
Mengapa surah al-Baqarah, surah pertama setelah pembukaan (al-Faatihah), langsung diawali dengan pernyataan tidak ada keraguan di dalamnya?
(Kitab [Al-Qur'an] ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa).
Kuat dugaan, Al-Qur'an memang dipersiapkan untuk menyapa audiens yang memiliki daya baca dan daya kritik yang kuat. Bahkan, sikap kritis terhadap Al-Qur'an sudah mengemuka sejak diwahyukan pertama kali. Orang-orang Quraisy melakukan resistensi terhadap Al-Qur'an dengan pelbagai argumen dan instrumen. Itu sebabnya mengapa isi Al-Qur'an tampak tidak beraturan dan sistematis. Al-Qur'an berjibaku meladeni serangan demi serangan dari para audiensnya.
Al-Qur'an juga kerap menyisipkan hikayat-hikayat masa lalu untuk menegaskan tautan atau relasi dengan ajaran moniteisme sebelumnya. Andai Al-Qur'an tak bicara masa lalu, niscaya akan jadi celah kritik dan gugatan para penentangnya. Al-Qur'an dan Islam ditempatkan sebagai sekte baru yang sesat karena tidak memiliki konektifitas dengan ajaran monoteisme yang sudah mengarus dalam sejarah dan menjadi pengetahuan bersama.
Sekarang, riwayat resistensi terhadap Al-Qur'an terus membesar dan bermetamorfosis ke dalam ragam gerakan. Mereka melibatkan sains dan kecanggihan rasio dalam upayanya tersebut. Problem utama yang didebat adalah soal otentisitas. Bukti dan argumen apa yang bisa melegitimasi bahwa al-Qur'an benar-benar diwahyukan Tuhan.
Umumnya, poin kritik ini dilancarkan oleh mereka yang tergabung dalam kelompok neo positivis. Namun, sehebat apapun kritik mereka tak akan sanggup meruntuhkan pengaruh kuat Al-Qur'an yang telah menancap kuat dan berurat-akar dalam peradaban manusia. Jika al-Quran memberi tantangan agar membuat Qur'an tandingan yang setara, maka cukuplah itu sebagai jawaban paripurna atas kritik-kritik tersebut.
Silakan buat tandingan Al-Qur'an atau ajaran baru yang bisa mengalahkan pengaruh Islam di permukaan bumi ini. Sila cari tokoh yang lebih hebat dan berpengaruh tinimbang Nabi Muhammad Saw. Sarana teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk melakukan itu. Kalau hanya mencari noktah kelemahan dalam ajaran agama yang diyakini oleh milyaran manusia, seperti membuang kotoran di tengah samudra. Tidak ada gunanya.
Itsnan Hidayat Pengajar studi Islam di IAIN palu.
Jumat 29 Nopember 2019
Ilustrasi: Pixabay |
Mengapa surah al-Baqarah, surah pertama setelah pembukaan (al-Faatihah), langsung diawali dengan pernyataan tidak ada keraguan di dalamnya?
ذالك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين
(Kitab [Al-Qur'an] ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa).
Kuat dugaan, Al-Qur'an memang dipersiapkan untuk menyapa audiens yang memiliki daya baca dan daya kritik yang kuat. Bahkan, sikap kritis terhadap Al-Qur'an sudah mengemuka sejak diwahyukan pertama kali. Orang-orang Quraisy melakukan resistensi terhadap Al-Qur'an dengan pelbagai argumen dan instrumen. Itu sebabnya mengapa isi Al-Qur'an tampak tidak beraturan dan sistematis. Al-Qur'an berjibaku meladeni serangan demi serangan dari para audiensnya.
Al-Qur'an juga kerap menyisipkan hikayat-hikayat masa lalu untuk menegaskan tautan atau relasi dengan ajaran moniteisme sebelumnya. Andai Al-Qur'an tak bicara masa lalu, niscaya akan jadi celah kritik dan gugatan para penentangnya. Al-Qur'an dan Islam ditempatkan sebagai sekte baru yang sesat karena tidak memiliki konektifitas dengan ajaran monoteisme yang sudah mengarus dalam sejarah dan menjadi pengetahuan bersama.
Sekarang, riwayat resistensi terhadap Al-Qur'an terus membesar dan bermetamorfosis ke dalam ragam gerakan. Mereka melibatkan sains dan kecanggihan rasio dalam upayanya tersebut. Problem utama yang didebat adalah soal otentisitas. Bukti dan argumen apa yang bisa melegitimasi bahwa al-Qur'an benar-benar diwahyukan Tuhan.
Umumnya, poin kritik ini dilancarkan oleh mereka yang tergabung dalam kelompok neo positivis. Namun, sehebat apapun kritik mereka tak akan sanggup meruntuhkan pengaruh kuat Al-Qur'an yang telah menancap kuat dan berurat-akar dalam peradaban manusia. Jika al-Quran memberi tantangan agar membuat Qur'an tandingan yang setara, maka cukuplah itu sebagai jawaban paripurna atas kritik-kritik tersebut.
(مَا أَنتَ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا فَأْتِ بِآيَةٍ إِن كُنتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (154
Silakan buat tandingan Al-Qur'an atau ajaran baru yang bisa mengalahkan pengaruh Islam di permukaan bumi ini. Sila cari tokoh yang lebih hebat dan berpengaruh tinimbang Nabi Muhammad Saw. Sarana teknologi saat ini sangat memungkinkan untuk melakukan itu. Kalau hanya mencari noktah kelemahan dalam ajaran agama yang diyakini oleh milyaran manusia, seperti membuang kotoran di tengah samudra. Tidak ada gunanya.
Itsnan Hidayat Pengajar studi Islam di IAIN palu.